
KALANGAN peternak ayam mandiri mulai merasa lega. Gedoran mereka lewat aksi demo masif untuk memprotes harga pakan jagung yang mencekik akhirnya dijawab pemerintah dengan intervensi program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) jagung.
"Bantuan pemerintah ini terasa membantu sekali. Harga telur maupun ayam kini semakin baik, karena biaya produksi ikut turun, sehingga berimbas positif pada harga telur dan ayam yang juga membaik," terang Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Jateng, Pardjuni kepada Media Indonesia, lewat komunikasi perpesanan, Sabtu (14/9).
Menurut dia, momen yang baik bagi produsen ayam petelur dan pedaging ini, hendaknya diimbangi kontrol atau kendali yang baik pula untuk pedagang di pasar. Jangan sampai pedagang memanfaatkan kesempatan mempermainkan harga, dalam mencari keuntungan.
Pemerintah melalui Satgas Pangan, Kementerian Perdagangan, Bapanas, dan juga Bulog, lanjut Pardjuni, harus terus mengendalikan harga pasar. "Sebab bagaimana pun pemerintah ini kan yang pegang kendali ya," imbuh dia.
Kalangan produsen ayam petelur dan pedaging, lanjut dia, tidak ingin barangnya dijual terlalu tinggi ataupun terlalu rendah. Yang dikehendaki semua wajar, yakni sebagai produsen diuntungkan, pasar mengimbangi dan tidak mencekik konsumen.
Penegasan Pinsar Jawa Tengah itu seiring kesiapan Bapanas lewat Bulog yang menggelontorkan SPHP jagung untuk para peternak ayam. Stok cadangan jagung pemerintah (CJP) yang dikeluarkan Bulog diharaokan mampu meredam fluktuasi harga yang menggangu industri unggas rakyat
SIAPKAN Rp78,6 MILIAR
Data di Bapanas menyebutkan bahwa pemerintah menyiapkan anggaran sebesar Rp 78,6 miliar, untuk pelaksanaan SPHP jagung. Dengan dana tersebut, peternak unggas dapat membeli jagung SPHP dengan harga Rp5.500 per kilogram (kg).
Stok Cadangan Jagung milik pemerintah di Bulog disiapkan lewat program SPHP jagung bagi peternak layer. Totalnya 52.400 ton jagung, dengan harga Rp5.500 per kilogram untuk peternak unggas.
Kalangan peternak ayam di Boyolali dan Karanganyar menyambut gembira dengan intervensi SPHP jagung ini, mengingat, biaya operasional sisi pakan ini, selana ini tidak seimbang dengan pendapatan.
"Tentu bantuan pemerintah ini kita sambut baik. Sudah berapa kali kita gelar demonstrasi, baru kemudian dijawab dengan intervensi SPHP jagung. Mudah mudahan ini menjadi awal kebangkitan ayam peternak mandiri," ungkap Suroto, peternak ayam petelur dan pedaging di Gondangrejo, Karanganyar. (E-2)