Awas! Olahraga Berlebihan Bisa Picu Henti Jantung, Ini Solusinya

3 hours ago 3
Awas! Olahraga Berlebihan Bisa Picu Henti Jantung, Ini Solusinya Olahraga berlebihan bisa sebabkan henti jantung(Freepik)

OLAHRAGA merupakan fondasi penting dalam menjaga kesehatan tubuh. Namun, tak jarang kasus kolaps saat olahraga berat terjadi akibat seseorang memaksakan diri melampaui batas kemampuan fisik. Ironisnya, kegiatan yang bertujuan menyehatkan justru bisa menjadi pemicu bahaya serius jika tidak dilakukan secara bijak. Salah satu risiko paling fatal adalah henti jantung mendadak saat berolahraga.

Mengapa Kolaps Bisa Terjadi saat Olahraga Berat?

Ketika berolahraga, tubuh memproduksi hormon adrenalin yang mempercepat detak jantung. Pada intensitas tinggi, adrenalin membuat jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah. Jika seseorang memiliki masalah jantung tersembunyi seperti aritmia, aktivitas fisik berat dapat memicu henti jantung mendadak.

Selain itu, dehidrasi saat olahraga juga berperan besar. Kekurangan cairan menyebabkan kadar elektrolit penting seperti kalium dan magnesium menurun drastis. Padahal, mineral ini sangat dibutuhkan untuk menjaga kestabilan sinyal listrik jantung. Ketidakseimbangan elektrolit dapat mengganggu ritme jantung dan menyebabkan kolaps.

Faktor risiko lain yang memperbesar kemungkinan kolaps saat olahraga antara lain:

  • Riwayat penyakit jantung

  • Kardiomiopati

  • Penyakit jantung bawaan

  • Obesitas

  • Gaya hidup tidak sehat

Tips Mencegah Kolaps saat Olahraga Berat

Untuk menjaga tubuh tetap bugar dan mencegah risiko kolaps atau henti jantung saat olahraga, berikut beberapa tips yang bisa Anda terapkan:

1. Lakukan Pemanasan dan Pendinginan

Pemanasan 5–10 menit dengan jalan cepat atau peregangan dinamis penting untuk mempersiapkan jantung dan otot. Proses ini meningkatkan aliran darah secara bertahap dan menyesuaikan detak jantung tanpa menimbulkan stres mendadak.

Setelah olahraga, lakukan pendinginan ringan untuk membantu jantung kembali ke ritme normal secara bertahap. Hal ini mencegah penurunan tekanan darah secara tiba-tiba yang bisa menyebabkan pusing atau pingsan.

2. Pantau Detak Jantung Selama Olahraga

Mengetahui zona detak jantung aman sangat penting. Detak jantung ideal saat olahraga berada pada 50–85% dari detak jantung maksimal, yang dihitung dengan rumus: 220 dikurangi usia Anda.

Contoh: Untuk usia 40 tahun, target detak jantung adalah 90–153 bpm (beats per minute).

Gunakan monitor detak jantung atau metode “tes bicara”:

  • Bisa berbicara sedikit terengah = intensitas sedang

  • Tidak bisa bicara = intensitas terlalu tinggi

Pemantauan ini sangat krusial bagi pemula dan penderita penyakit jantung.

3. Konsumsi Nutrisi Sebelum Berolahraga

Makan 2–3 jam sebelum olahraga dengan kombinasi karbohidrat kompleks dan protein (misalnya oatmeal dan telur) membantu menjaga energi dan kestabilan gula darah. Hindari makanan berlemak tinggi yang bisa mengganggu pencernaan dan beban kerja jantung.

Jangan lupa hidrasi optimal, yaitu minum sekitar 500 ml air 2–3 jam sebelum berolahraga. Untuk olahraga pagi, cukup konsumsi pisang atau roti gandum 30 menit sebelumnya.

4. Mulai dengan Intensitas Rendah, Tingkatkan Perlahan

Bagi orang dewasa yang baru mulai aktif, penting untuk memulai olahraga dari intensitas ringan. Jalan cepat atau bersepeda santai selama 20–30 menit sudah cukup di awal. Setelah tubuh beradaptasi, tingkatkan intensitas secara bertahap.

Ikuti prinsip “start low and go slow” seperti yang dianjurkan oleh American College of Cardiology. Bila muncul gejala seperti nyeri dada atau sesak napas berlebihan, hentikan aktivitas dan konsultasikan ke dokter.

Kenali Tanda-Tanda Henti Jantung saat Olahraga

Waspadai gejala awal henti jantung seperti:

  • Tiba-tiba pingsan saat olahraga

  • Nyeri dada atau rasa tidak nyaman

  • Sesak napas mendadak

  • Hilang kesadaran

Jika Anda atau orang di sekitar mengalami gejala ini saat berolahraga, segera hubungi layanan medis darurat. Respons cepat sangat menentukan keselamatan jiwa. (Z-10)

Sumber Referensi:
American Heart Association, Mayo Clinic, JISSN, AHA Journals, Hellosehat, American College of Cardiology

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |