
KEMENTERIAN Komunikasi dan Digital (Komdigi) mendorong masyarakat untuk beralih dari penggunaan kartu Subscriber Identity Module (SIM) fisik ke teknologi embedded SIM atau eSIM.
Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), Meutya Hafid, menyatakan bahwa migrasi ke eSIM merupakan bagian dari revolusi digital global yang menuntut efisiensi dan keamanan lebih tinggi dalam layanan seluler.
"eSIM adalah solusi masa depan. Dengan integrasi sistem digital dan pendaftaran biometrik, teknologi ini memberikan perlindungan ganda terhadap penyalahgunaan data serta kejahatan digital seperti spam, phishing, dan judi online,” ujar Menkomdigi Meutya dalam kegiatan Sosialisasi Peraturan Menteri tentang eSIM dan Pemutakhiran Data, bulan April lalu.
Lantas apa itu eSIM dan apa kelebihannya dibandingkan dengan SIM fisik, serta bagaimana cara mengaktifkannya? Berikut rangkuman Media Indonesia.
Dikutip dari laman resmi Komdigi, eSIM merupakan singkatan dari Embedded Subscriber Identity Module. Pengguna ponsel pasti sudah tidak asing dengan kartu SIM yang dibutuhkan untuk memiliki nomor ponsel, eSIM merupakan pengembangan dari kartu SIM tersebut
Berbeda dari kartu SIM yang memiliki wujud fisik, eSIM berbentuk modul yang terintegrasi dan melekat didalam ponsel, pengguna cukup memindai barcode untuk mengaktifkannya, berbeda dengan kartu SIM fisik konvensional yang memerlukan instalasi manual, eSIM sudah terpasang sejak awal di motherboard ponsel dan dapat diaktifkan melalui proses jarak jauh dengan operator seluler.
Apa saja keunggulan eSIM di banding kartu SIM biasa
Dikutip dari lama Komdigi, ada beberapa kelebihan eSIM dibandingkan SIM fisik berikut diantaranya :
1. eSIM ditanam langsung pada motherboard ponsel, sehingga tidak akan hilang atau rusak.
2.eSIM memiliki ukuran yang lebih kecil dari kartu SIM nano, memberikan ruang desain yang lebih fleksibel dan memungkinkan penggunaan pada perangkat yang lebih tipis.
3.Pengguna tidak perlu lagi melakukan pemasangan atau penggantian kartu SIM secara fisik, cukup dengan memindai kode batang untuk mengaktifkan nomor pada ponsel yang akan digunakan.
4.eSIM memungkinkan pengguna menyimpan beberapa profil operator dalam satu perangkat secara bersamaan, sehingga memudahkan dalam beralih antar jaringan tanpa perlu mengganti kartu SIM secara fisik.
5. Proses aktivasi eSIM dapat dilakukan secara jarak jauh, menghilangkan kebutuhan akan distribusi fisik kartu SIM dan mempermudah pengaturan dan pengelolaan nomor oleh operator.
Migrasi dari SIM fisik ke eSIM bukan sekadar penggantian teknologi, melainkan bagian dari langkah strategis menuju sistem komunikasi yang lebih aman, modern, dan efisien. Pemerintah berharap seluruh lapisan masyarakat turut ambil bagian dalam upaya memperkuat ketahanan digital bangsa. (H-4)