Anak Muda Harus Didorong untuk Kembangkan Potensi Lokal

2 weeks ago 6
Anak Muda Harus Didorong untuk Kembangkan Potensi Lokal Pelatihan pengolahan kopi.(Dok. Unsia)

ANAK muda di daerah didorong untuk mampu mengembangkan potensi lokal. Misalnya dengan melakukan inovasi di sektor pertanian dan agroindustri.

Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Siber Asia (Unsia) Adinda Arifiah, pendampingan pada para anak muda di daerah untuk mengembangkan potensi lokal sangat penting dilakukan. Dengan begitu mereka bisa memiliki gambaran akan langkah yang akan dilakukan.

Hal itu dikatakan Adinda dalam keterangannya terkait program pelatihan Agroforestri Kopi Berbasis Kompetensi yang diselenggarakan Unsia bersama dengan Pemerintah Desa Tarumajaya dan Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Bandung Barat. Kegiatan itu merupakan tindak lanjut dari hasil pertemuan awal implementasi kerja sama Unsia dengan BPVP yang berfokus pada pengembangan kompetensi masyarakat desa di sektor pertanian dan kewirausahaan. Sekaligus kelanjutan dari sosialisasi BPVP kepada masyarakat Tarumajaya yang dilaksanakan bersamaan dengan Program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) Unsia pada 26 September 2025.

"Sosialisasi tersebut membuka jalan bagi pelaksanaan pelatihan berbasis kompetensi ini dengan menampung aspirasi dan minat warga, khususnya generasi muda, dalam mengembangkan potensi kopi lokal Tarumajaya," katanya, dalam keterangannya, Rabu, (22/10).

"Ini merupakan wujud nyata kolaborasi antara perguruan tinggi, pemerintah, dan masyarakat dalam mengembangkan potensi lokal. Kami berkomitmen mendukung peningkatan kapasitas anak muda desa agar mampu menjadi pelaku inovatif di bidang pertanian berkelanjutan,” tambahnya.

Ia menjelaskan sebanyak 48 peserta anak muda Desa Tarumajaya mengikuti pelatihan yang berlangsung selama lima hari. Mereka dibagi ke dalam tiga kelas pelatihan, yaitu budidaya tanaman kopi, pengolahan pascapanen dan penyangraian (roasting).

Kelas budidaya tanaman kopi diikuti oleh 16 peserta dengan instruktur Asidin Soediro yang memberikan materi tentang teknik menanam, merawat, serta menjaga produktivitas tanaman kopi secara berkelanjutan. Sementara itu, kelas pengolahan pascapanen diampu oleh Agung Budiyono diikuti oleh 16 peserta. Dalam sesi ini, peserta belajar mengenai teknik pengolahan kopi yang tepat untuk menjaga cita rasa dan mutu biji kopi.

Adapun kelas penyangraian dipandu oleh Doni Iskandar yang diikuti oleh 16 peserta. Melalui praktik langsung, peserta dilatih memahami proses pemanggangan biji kopi dan cara menentukan profil rasa sesuai standar mutu.

"Ia berharap pelatihan ini menjadi model kolaborasi berkelanjutan yang dapat direplikasi di desa-desa lain untuk mencetak sumber daya manusia terampil dan berdaya saing di sektor pertanian berbasis komunitas," kata Adinda. (H-3)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |