Amalan Khusus untuk Pahala Berlipat

1 week ago 13
Amalan Khusus untuk Pahala Berlipat Dosen Ma’had Aly Sa’iidusshiddiqiyah Jakarta, Ustaz Muhammad Abror.(Dok. NU)

RAMADAN menjadi bulan yang sangat istimewa bagi umat Islam karena penuh dengan keberkahan dan ampunan. Salah satu keutamaannya ialah pahala ibadah yang dilipatgandakan ketimbang bulan lainnya. Setiap amal kebaikan yang dilakukan, seperti membaca Al-Qur’an, beriktikaf, dan bersedekah, mendapatkan balasan lebih besar dari Allah SWT.

Berkaitan dengan itu, dosen Ma’had Aly Sa’iidusshiddiqiyah Jakarta, Ustaz Muhammad Abror, menjelaskan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa umatnya tidak akan celaka selama mereka menjaga bulan Ramadan.

Seseorang bertanya, "Wahai Rasulullah, apa yang dimaksud dengan celaka dalam menyia-nyiakan bulan Ramadan?" Beliau menjawab, "Yaitu melanggar larangan Allah di dalamnya, seperti berzina atau meminum khamr."

“Hadis secara tegas menyampaikan bahwa pahala amal ibadah selama bulan Ramadan akan dilipatgandakan, demikian juga berlaku bagi balasan dosa yang kita perbuat,” ungkapnya dilansir dari laman resmi Nahdlatul Ulama (NU), Senin (3/3).

Lebih lanjut, ibadah yang dapat diamalkan selama Ramadan di antaranya makan sahur. Selain sebagai sumber energi untuk berpuasa di siang hari selama Ramadan, sahur juga merupakan amalan sunah yang sangat dianjurkan.

Salah satu anjuran lain saat berbuka puasa ialah mengawalinya dengan makan buah kurma sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Nabi SAW bersabda, “Jika salah seorang dari kalian hendak berbuka, maka berbukalah dengan kurma sebab kurma itu berkah. Jika tidak ada, dengan air karena air itu bersih,” (HR At-Tirmidzi).

Selanjutnya, membaca doa saat berbuka. Makanan yang disantap saat berbuka puasa merupakan nikmat dari Allah SWT yang luar biasa dan penuh dengan keberkahan.

IKTIKAF DAN TADARUS

Menjaga lisan saat berpuasa juga sangat penting. Memang sah selama sudah niat saat malam hari dan menahan diri dari makan dan minum mulai waktu terbit fajar hingga magrib tiba. Akan tetapi, untuk mempertahankan pahala puasa tersebut, tidak cukup dengan dua hal itu. Salah satu upaya untuk menjaga agar pahala puasa tetap utuh ialah dengan menjaga lisan dari ucapan buruk.

Nabi SAW pernah bersabda, “Barang siapa yang tidak meninggalkan kata-kata dusta dan melakukannya, maka Allah tidak butuh jika ia meninggalkan makan dan minumnya,” (HR Al-Bukhari).

“Ibadah yang sempurna adalah ibadah yang dilaksanakan dengan menjaga etika atau adab-adabnya. Jangan sampai Ramadan yang penuh dengan keutamaan, justru kita lalui sebatas untuk menggugurkan kewajiban,” tegas Ustaz Abror.

Iktikaf juga menjadi salah satu anjuran di bulan Ramadan yang diajarkan oleh Nabi SAW. Sebaiknya iktikaf dilakukan selama satu bulan penuh. Jika tidak bisa, diutamakan pada 10 hari terakhir Ramadan, karena pada hari-hari itu lebih memungkinkan terdapat malam Lailatulqadar. Dalam hadis, Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang telah beriktikaf bersamaku (di 10 malam pada tengah Ramadan), maka beriktikaflah pada 10 malam terakhir,” (HR Ibnu Hibban).

Bertadarus Al-Qur’an juga menjadi salah satu anjuran selama Ramadan. Jika memiliki banyak waktu luang, kita bisa menargetkan selesai 30 juz selama bulan puasa. (Des/H-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |