(Kanan) dr. Dasdo Antonius Sinaga, Sp.JP, Ketua Penyelenggara ISICAM 2025(MI/NIKE)
Sebanyak 59 pakar internasional dari 14 negara termasuk Spanyol, Inggris, Polandia, Turki, Korea, Jepang, Singapura, dan Malaysia serta 191 ahli nasional hadir di ajang ilmiah bergengsi Indonesian Society of Interventional Cardiology Annual Meeting (ISICAM) 2025.
Para ahli ini berbagi ilmu terkini tentang berbagai topik mulai dari intervensi koroner, kelainan struktural jantung, penyakit jantung bawaan, hingga terapi pembuluh darah perifer.
ISICAM merupakan pertemuan yang digelar oleh Perhimpunan Intervensi Kardiologi Indonesia (PIKI). ISICAM 2025 menjadi gelaran yang ke-17 yang berlangsung pada 5–8 November 2025 di Hotel Shangri-La, Jakarta.
Salah satu program unggulan yang kembali dihadirkan adalah EURO-PCR Fellow Course, hasil kolaborasi dengan lembaga pendidikan kardiologi terkemuka di Eropa. Program ini memberi peluang bagi dokter muda Indonesia untuk memperoleh pelatihan berstandar internasional sekaligus memperluas jejaring profesional di tingkat global.
Tahun ini mengusung tema Back to Fundamentals – Kembali ke Fondasi, Maju dengan Inovasi, yang menegaskan pentingnya menguatkan dasar ilmu kardiologi intervensi sambil terus mengembangkan inovasi teknologi untuk hasil terapi yang lebih efektif dan aman.
Kegiatan Menarik
ISICAM 2025 menghadirkan kegiatan menarik seperti 17 sesi demonstrasi tindakan langsung (live demonstration) yang dilakukan secara kolaboratif antara rumah sakit luar negeri dan dalam negeri. Rumah sakit luar negeri yakni Nanjing First Hospital (Tiongkok), National Heart Foundation Hospital & Research Institute (Bangladesh), dan National Heart Centre Singapore.
Sementara itu, ada enam rumah sakit besar Tanah Air yaitu RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita (Jakarta), RSUP Fatmawati (Jakarta), RSUP Prof. Dr. I.G.N.G. Ngoerah (Bali), RSUP Dr. Sardjito (Yogyakarta), RS Bina Waluya (Jakarta), dan RS Primaya (Tangerang).
Menurut dr. Dasdo Antonius Sinaga, Sp.JP, selaku Ketua Penyelenggara ISICAM 2025, kegiatan tahun ini diikuti oleh lebih dari 1.700 peserta yang terdiri atas dokter spesialis jantung intervensi, fellow, perawat, teknisi kardiovaskular, hingga radiografer.
“Kami ingin seluruh tenaga kesehatan yang bekerja di ruang kateterisasi jantung memperoleh manfaat nyata dari pembelajaran ini baik dalam peningkatan keterampilan maupun kolaborasi lintas disiplin,” katanya, di konferensi pers ISICAM 2025 di Hotel Shangri-La, Jakarta, Kamis (6/11).
Sebagai informasi PIKI merupakan bagian dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI). PIKI berdiri sejak 20 Juni 1998 dan konsisten mendorong kemajuan ilmu serta praktik intervensi jantung di Indonesia.
Selama lebih dari dua dekade, organisasi ini telah mengembangkan berbagai program fellowship, menjalin kemitraan dengan pusat jantung di Asia dan Eropa, serta berperan aktif dalam memperluas akses layanan jantung di seluruh wilayah Indonesia. (H-1)


















































