
SITUASI yang relatif kondusif di DIY mendorong peningkatan jumlah wisatawan ke DIY saat libur panjang Maulid Nabi Muhammad SAW. Walau sempat terjadi aksi demonstrasi dan kerusuhan di Mapolda DIY (29-30/8), aksi tersebut tidak menyebar ke tempat-tempat lain.
Bahkan, unjuk rasa di Gedung DPRD DIY dan Bundaran UGM pada Senin (1/9) berlangsung dengan damai.
"Semua ini tidak lepas dari peran Sri Sultan (Hamengku Buwono X) yang menemui demonstran di Mapolda DIY (saat aksi 29 Agustus malam hingga 30 Agustus dini hari)," terang Deddy Pranowo Eryono, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY. Wisatawan jadi merasa Jogja aman dikunjungi.
Peningkatan jumlah wisatawan tampak pada peningkatan okupansi hotel di DIY. Ia menyebut, okupansi hotel di DIY mencapai 50 persen pada 3-6 September 2025. Bahkan, di wilayah Malioboro okupansinya mencapai 70%.
"Ini melebihi target kami," terang dia. Pasalnya, setelah demonstrasi pihaknya hanya menargetkan okupansi rata-rata hanya 40 persen.
Wisman Meningkat
Sementara itu, pada 1 September 2025, BPS DIY menerbitkan rilis, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia melalui Bandara YIA selama bulan Juli 2025 naik 8,61 persen dibandingkan Juni 2025, yaitu dari 10.424 kunjungan menjadi 11.322 kunjungan.
Jumlah kunjungan wisatawan nusantara ke Daerah Istimewa Yogyakarta selama bulan Juli 2025 naik 3,99 persen dibandingkan Juni 2025 dari 3.384.447 perjalanan menjadi 3.519.368 perjalanan.
Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel bintang di Daerah Istimewa Yogyakarta bulan Juli 2025 sebesar 58,48 persen, naik 4,62 poin dibandingkan TPK bulan sebelumnya. TPK hotel non bintang sebesar 25,93 persen, naik 0,37 poin dibandingkan TPK bulan sebelumnya.
Rata-rata lama menginap tamu di hotel bintang pada bulan Juli 2025 mencapai angka 1,57 malam, naik 0,03 malam dibandingkan bulan sebelumnya. Rata-rata lama menginap tamu di hotel non bintang bulan Juli 2025 mencapai 1,17 malam, naik 0,01 malam dibandingkan bulan sebelumnya. (H-2)