
DIABETES tipe 1 pada anak kerap muncul tanpa disadari karena gejalanya menyerupai perubahan kecil dalam keseharian. Pakar endokrin anak dari RS Cipto Mangunkusumo, Aman Bhakti Pulungan, menegaskan bahwa orang tua perlu peka pada tanda-tanda sederhana seperti frekuensi buang air kecil yang meningkat, berat badan turun, hingga anak kembali mengompol padahal sebelumnya sudah bisa mengontrol.
“Kalau anak tiba-tiba banyak makan, banyak minum, sering kencing, berat badan merosot, dan terlihat lesu, apalagi yang tadinya tidak ngompol jadi ngompol lagi, segera pikirkan kemungkinan diabetes,” ujar Aman dikutip dari Antara, Rabu (20/9).
Perubahan Sepele Bisa Jadi Alarm Serius
Menurut Aman, perubahan mendadak pada kebiasaan anak sebaiknya tidak diremehkan. Pemeriksaan gula darah perlu segera dilakukan, terutama pada anak usia sekolah dasar yang kembali mengalami ngompol di malam hari.
Infeksi virus, tambahnya, dapat memperparah kondisi diabetes, termasuk Covid-19, flu Singapura, maupun polio yang menyerang sistem imun.
Pentingnya Deteksi Dini dan Fasilitas Khusus
Aman mendorong orang tua untuk memanfaatkan program Cek Kesehatan Gratis (CKG) di puskesmas guna memantau kadar gula darah anak. Ia juga menekankan pentingnya ketersediaan klinik diabetes anak di setiap daerah agar pemantauan dan rujukan dapat berjalan lebih sistematis.
“Kalau saat CKG terdeteksi ada anak dengan diabetes, lalu apa langkah berikutnya? Sistem rujukan inilah yang harus diperkuat oleh pemerintah daerah,” jelasnya.
Angka Kasus Terus Meningkat
Data registrasi program Changing Diabetes in Children (CDiC) mencatat ada 2.085 anak Indonesia yang menderita diabetes tipe 1 sejak 2021 hingga kini. Prevalensi penyakit ini bahkan melonjak tujuh kali lipat dalam satu dekade, dari 3,88 per 100 juta jiwa pada 2000 menjadi 28,19 per 100 juta pada 2010. (Ant/Z-10)