
MASALAH disfungsi ereksi ternyata jauh lebih sering terjadi daripada yang dibayangkan. Data yang dihimpun Halodoc menunjukkan bahwa 1 dari 3 laki-laki pernah mengalami disfungsi ereksi, namun hanya 50 persen di antaranya yang mencari pertolongan medis.
Mitra dokter spesialis Halodoc, Gracia Merryane Rauw menegaskan pentingnya membuka percakapan tentang kesehatan organ intim, termasuk masalah disfungsi ereksi.
"Alat vital itu disebut vital karena perannya mempertahankan kelangsungan keturunan manusia. Kalau organ ini tidak dijaga sejak dini, banyak masalah bisa muncul, termasuk gangguan fungsi seksual,” jelas Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan itu dalam konferensi pers peresmian HaloIntima oleh Halodoc di Jakarta, Selasa (16/9/2025).
Menurut mitra dokter spesialis lain, Christoper Sunnu, disfungsi ereksi bukan hanya soal ketidakmampuan pria untuk berhubungan seksual, melainkan juga berpengaruh besar pada mental dan keharmonisan rumah tangga.
Selain itu dirinya juga menjelaskan bahwa disfungsi ereksi dapat terjadi dalam berbagai bentuk, mulai dari kesulitan memulai ereksi, kesulitan mempertahankan ereksi, hingga ereksi yang tidak cukup keras.
Ia menambahkan, kondisi ini sering menimbulkan kecemasan dan bahkan bisa memicu ketidakharmonisan dalam rumah tangga karena pasangan tidak mendapatkan kepuasan.
“Disfungsi ereksi itu bisa berupa kesulitan memulai ereksi, mempertahankan ereksi, atau ereksi yang tidak cukup keras. Kondisi ini sering menimbulkan kecemasan dan bisa memicu ketidakharmonisan hubungan karena pasangan tidak mencapai kepuasan,” ujar dr. Sunnu.
Ia juga mengingatkan bahwa banyak pria enggan mencari bantuan medis dan justru mencoba pengobatan alternatif atau mengonsumsi obat kuat sembarangan. Menurutnya, langkah tersebut berbahaya karena bisa menimbulkan komplikasi serius. Penanganan medis yang tepat tetap menjadi solusi terbaik.
“Karena laki-laki kadang malu ya, terus malah berobatnya ke Mak Erot lah, minum jamu lah, aduh komplikasinya malah lebih mengerikan. Jadi, jangan sampai salah penanganan," tegasnya.
Selain itu, Grace menambahkan jika penanganan yang lambat juga akan membuat kondisi organ intim semakin parah.
“Seringkali pasien datang saat sudah terlambat. Kalau bisa deteksi dini, komplikasi bisa dicegah,” ujarnya.