
SELALU diterjang banjir pasang air laut (rob), warga pesisir Kabupaten Indramayu minta dibangunkan tanggul.
Warga di Desa Eretan Wetan, Kecamatan Kandanghaur, yang tergabung dalam Aliansi Warga Eretan Wetan Bersatu, mengirimkan surat permohonan resmi bernomor 003/B/AW-EWB/IX/2025 kepada Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi. Surat tertanggal 23 September 2025.
Surat itu juga ditembuskan kepada presiden, ketua DPR RI, menteri PUPR, kepala BNPB, ketua DPRD Jabar dan kepala BBWS Citarum.
Dalam surat itu, warga bersatu meminta dibangunkan tanggul sungai isolasi sepanjang 6,5 kilometer.
“Tanggul tersebut akan menjadi pelindung daratan dari sergapan banjir,” tutur Ketua Aliansi Warga Eretan Wetan Bersatu, Supriyanto, Rabu (24/9).
Dia menambahkan, bagi warga tanggul bukan sekedar beton dan tanah yang ditinggalkan untuk mereka. Ini merupakan garis batas antara penderitaan dan kehidupan yang lebih layak.
"Tanggul itu akan menjadi garis pelindung, memutus penderitaan selama puluhan tahun,” tandasnya.
Menurut Supriyanto, Desa Eretan Wetan terdapat sekitar 3.700 rumah, yang dihuni sekitar 12 ribu jiwa. Hampir 100% terendam setiap rob menerjang.
“Rob bisa terjadi kapan pun, tak peduli siang atau malam, baik musim hujan maupun kemarau,” lanjutnya.
Banjir rob datang dari sungai yang mengelilingi desa, hingga merendam rumah, jalanan, sekolahan, tempat ibadah dan fasilitas umum lainnya. Dampaknya, kenyamanan, kesehatan dan aktivitas perekonomian warga jadi terganggu.
“Warga sudah berulangkali menyampaikan kondisi tersebut dengan berbagai cara, baik unjuk rasa maupun rapat dengar pendapat bersama para anggota dewan dan Bupati Indramayu,” tutur Supriyanto.
Usulan bupati
Namun, harapan akan pembangunan tanggul yang telah mereka nantikan selama puluhan tahun hingga kini tak kunjung terealisasi. Dari senderan beton permanen sepanjang 6,5 km yang diharapkan warga, Pemkab Indramayu hanya menyanggupi pembuatan tanggul manual dengan excavator (beko) sepanjang 1 km.
Proyek itu rencananya akan dikerjakan pada awal Oktober 2025, sedangkan sisanya, hingga kini belum menemui titik terang.
Supriyanto mengatakan, warga sebelumnya berharap agar Bupati Indramayu, Lucky Hakim, menyampaikan keinginan warga untuk membangun tanggul tersebut, saat bertemu Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi pada 3 Agustus 2025 lalu. Namun, warga justru harus menelan kekecewaan.
“Alih-alih menyuarakan aspirasi rakyatnya untuk membangun tanggul, bupati justru mengusulkan pembangunan 900 unit rumah sebagai solusi banjir rob. Itu merupakan kekeliruan mendasar,” tegasnya.
Supriyanto mengungkapkan berdasarkan hasil musyawarah dan serapan aspirasi warga, pembangunan tanggul sungai sepanjang 6,5 kilometer sebagai tanggul isolasi penahan banjir rob merupakan kesepakatan untuk disampaikan ke pemerintah.