Warga Gaza Ragukan Rencana Perdamaian Trump, tidak akan Terima Lelucon

1 month ago 28
Warga Gaza Ragukan Rencana Perdamaian Trump, tidak akan Terima Lelucon Seorang anak bersama pengungsi lainnya menunggu pembagian makanan gratis dari pusat distribusi makanan di Kota Gaza, Palestina (14/7/2025).(Xinhua/Rizek Abdeljawad)

WARGA Gaza yang telah bertahun-tahun hidup dalam konflik menyambut dengan skeptisisme rencana perdamaian terbaru yang diumumkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Senin. 

Alih-alih membawa harapan, banyak dari mereka menilai proposal tersebut tidak realistis dan tidak akan menghentikan perang.

"Jelas bahwa rencana ini tidak realistis," kata Ibrahim Joudeh, 39, dari tempat perlindungannya di zona kemanusiaan Al-Mawasi di Gaza selatan.

"Rencana ini disusun dengan syarat-syarat yang AS dan Israel tahu tidak akan pernah diterima oleh Hamas. Bagi kami, itu berarti perang dan penderitaan akan terus berlanjut," lanjut programmer asal Rafah itu.

Keraguan serupa disampaikan oleh Abu Mazen Nassar, 52, yang menganggap rencana tersebut hanya taktik diplomatik untuk menekan faksi Palestina.

"Ini semua manipulasi. Apa artinya menyerahkan semua tahanan tanpa jaminan resmi untuk mengakhiri perang?" katanya dari Deir el-Balah, Gaza tengah, tempat ia mengungsi dari Gaza utara.

"Kami sebagai rakyat tidak akan menerima lelucon ini," tegasnya. 

"Apa pun keputusan Hamas sekarang tentang kesepakatan itu, sudah terlambat. Hamas telah kehilangan kami dan menenggelamkan kami dalam banjir yang diciptakannya," tambahnya.

Meski demikian, sebagian kecil warga masih menyisakan harapan. Anas Sorour, pedagang kaki lima berusia 31 tahun yang juga berlindung di Al-Mawasi, mencoba berpikir positif.

"Terlepas dari semua yang telah kami lalui dan hilang dalam perang ini, saya masih memiliki harapan," ujarnya.

"Tidak ada perang yang berlangsung selamanya. Kali ini saya sangat optimis, dan insya Allah ini akan menjadi momen kebahagiaan yang membuat kita melupakan rasa sakit dan penderitaan kita," lanjutnya.

Namun bagi Najwa Muslim, 29, harapan telah terkikis sepenuhnya.

"Saya tidak hanya kehilangan kepercayaan pada kesepakatan ini; saya juga kehilangan kepercayaan pada kehidupan," katanya dari Gaza tengah setelah mengungsi dari Kota Gaza.

"Jika memang ada niat nyata untuk menghentikan perang, mereka tidak akan menunggu selama ini. Itulah mengapa saya tidak mempercayai kata-kata mereka," tambahnya.

Setelah hampir dua tahun konflik dan berbagai upaya gencatan senjata yang tak kunjung membuahkan hasil, warga Gaza kini menyambut setiap pengumuman politik dengan rasa curiga. 

Bahkan ketika Trump mempresentasikan rencana tersebut berdampingan dengan Netanyahu dalam langkah diplomatik yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Mohammed al-Beltaji, 47, menggambarkan rasa frustrasi masyarakat secara lugas.

"Seperti biasa, Israel setuju lalu Hamas menolak atau sebaliknya. Ini semua permainan dan kita, rakyat, yang menanggung akibatnya," pungkasnya (New Arab/Fer/I-1)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |