Ilustrasi(Antara)
Wakil Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, Achmad Muchtasyar, mengungkapkan dua perusahaan swasta, yakni SPBU Vivo dan BP-AKR, membatalkan rencana pembelian base fuel dari Pertamina akibat adanya kandungan etanol di dalam bahan bakar tersebut.
“Vivo membatalkan untuk melanjutkan setelah setuju membeli 40 ribu barel (base fuel), akhirnya tidak disepakati lagi,” ujar Achmad dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XII DPR RI di Jakarta, Rabu (1/10).
Sebelumnya, Vivo telah menyetujui untuk menyerap 40 ribu barel dari total 100 ribu barel BBM impor Pertamina. Namun, keputusan itu ditarik kembali setelah hasil uji laboratorium menunjukkan adanya kandungan etanol sekitar 3,5%.
Achmad menjelaskan, kandungan etanol tersebut sebenarnya masih sesuai dengan ketentuan pemerintah. Regulasi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memperbolehkan kandungan etanol hingga 20%. Meski begitu, keberadaan etanol menjadi alasan SPBU swasta tak melanjutkan pembelian.
“Ini (kandungan etanol) yang membuat teman-teman SPBU swasta tidak melanjutkan pembelian, karena ada konten etanol tersebut,” tambahnya.
Tak hanya Vivo, BP-AKR juga mengambil langkah serupa dengan membatalkan kesepakatan. Kondisi ini membuat proses negosiasi antarbisnis (business to business/B2B) kembali ke titik awal, dan 100 ribu barel yang sudah diimpor Pertamina belum terserap oleh SPBU swasta, baik itu Vivo, BP atau Shell.
Meski demikian, Achmad optimistis pembahasan masih terbuka. “Teman-teman SPBU swasta berkenan, jika nanti pada kargo selanjutnya, siap bernegosiasi. Ini bukan masalah kualitas, melainkan konten,” tegasnya. (Ant/E-3)


















































