Ns Nenty Septiana, Ketua tim pengabdian, melakukan edukasi program aplikasi Sibunda di Gampong (Desa) Rumpet, Kecamatan Krueng Barona Jaya, Aceh Besar, Aceh, Senin (27/10).(MI/Amiruddin Abdullah R)
SEBAGAI upaya meningkatkan kemajuan teknologi dan kesejahteraan, Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh, terus melahirkan berbagai inovasi baru. Yang terbarui, Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala (FKEP USK) kini memperkenalkan terobosan digital melalui aplikasi Sibunda (Sistem Informasi Nutrisi Anak Berbasis Android).
Inovasi teknologi tepat guna ini diluncurkan guna memperkuat upaya pencegahan stunting dan wasting (kekurangan gizi akut) di tingkat komunitas. Teknologi terbaru ini digelar di Gampong (Desa) Rumpet, Kecamatan Krueng Barona Jaya, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh, Senin (27/10).
Peluncuran Sibunda ini merupakan wujud puncak kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Berbasis Produk – Teknologi Tepat Guna (PKMBP-TTG) yang melibatkan tim dosen dan mahasiswa FKEP USK.
"Aplikasi ini dirancang agar kader posyandu dan ibu balita dapat memantau tumbuh kembang dan status gizi anak secara mandiri, digital, dan terukur." Demikian antara lain disampaikan Ns Nenty Septiana, Ketua tim pengabdian, melalui Media Indonesia, Selasa (28/10).
Dikatakannya, teknologi aplikasi Sibunda itu dilengkapi dengan fitur pemantauan gizi, menu sehat harian, dan edukasi praktis. Kemudian juga pantau resep makanan bergizi yang sesuai kebutuhan usia balita. Menurut Nenty Septiana, aplikasi Sibunda tersebut dianggap cukup bermanfaat untuk masyarakat.
Kehadirannya sebagai respons terhadap tantangan pemantauan gizi anak di tingkat rumah tangga yang hingga kini masih banyak dilakukan secara manual. "Dengan adanya Sibunda, insya Allah, kami telah menyediakan alat yang paling mudah diakses. Bahkan dapat digunakan tanpa koneksi internet untuk edukasi dan pencatatan,'' jelas Nenty.
Menariknya kegiatan sosialisasi dan pelatihan di Gampong Rumpet ini mendapat sambutan hangat. Keuchik (Kepala desa), bidan desa, serta seluruh kader Posyandu sangat antusias dengan kehadiran tim USK untuk mengedukasi inovasi teknologi tersebut. Apalagi itu sangat membantu warga. "Teknologi ini memudahkan kader kami memantau tumbuh kembang anak dengan lebih efektif. Kami berharap aplikasi ini bisa digunakan secara berkelanjutan,'' ujar Nenty.
Ditambahkannya, bahwa kajian teknologi harus hadir di tengah masyarakat. Ini untuk menjawab tantangan atau masalah kesehatan dasar. "Inilah wujud kontribusi nyata kampus bagi pembangunan kesehatan berbasis komunitas dan upaya menekan angka stunting di Aceh,'' di kian kata Nenty Septiana. (H-1)


















































