Universitas Syiah Kuala dan Baitul Mal Latih Pemuda Aceh Magang Ke Jepang

1 month ago 24
Universitas Syiah Kuala dan Baitul Mal Latih Pemuda Aceh Magang Ke Jepang Ilustrasi(MI/AMIRUDDIN ABDULLAH REUBEE)

MEMBANGUN masa depan bangsa tidak saja mewarisi infrastruktur kepada generasi penerus. Tapi menanam karakter moral, ilmu pengetahuam dan mempersiapkan sumber daya anak negeri jauh lebih bermakna. 

Mungkin, karena itulah manajemen Universitas Syiah Kuala (USK) bersama Baitul Mal Aceh (BMA) bekerja sama melatih pemuda Aceh agar siap magang dan bekerja di Jepang. Sedikitnya ada 43 pemuda yang akan diajari bahasa dan dilatih ketrampilan teknik lainnya. 

Hal ini ditandai dengan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara USK dan BMA Provinsi Aceh, pada Kamis (2/10) kemarin. Penandatanganan kerja sama berlangsung di Ruang mini Rektor USK, Kampus Darussalam, Banda Aceh. 

Kesepakatan tersebut ditandatangani oleh kedua belah pihak, masing-masing adalah Wakil Rektor Bidang Akademik USK, Prof Agussabti dan Kuasa Pengguna Anggaran Sekretariat BMA, Arif Arham. 

Kerja sama ini merupakan tindak lanjut dari Nota Kesepahaman (MoU) sebelumnya yang telah disepakati pada 1 Agustus 2025. Kala itu ditandatangani oleh Rektor USK, Prof Marwan, dan Ketua BMA, Mohammad Haikal. 

Program pembinaan itu menjadi langkah nyata mempersiapkan generasi muda Aceh untuk magang dan bekerja secara resmi di Jepang. Adapun 43 pemuda Aceh yang diberi pelatihan itu merupakan pumuda dari keluarga kurang mampu. Mereka terpilih sebagai penerima manfaat, berhak mendapatkan pelatihan bahasa Jepang dan keterampilan teknis di UPT Bahasa USK.

Rektor USK, Prof Marwan, melalui Media Indonesia, Jumat (3/10) mengatakan, sudah menjadi komitmen universitas dalam hal mendukung pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan dan pelatihan. Pihaknya sangat senang dapat bekerja sama dengan BMA (Baitul Mal Aceh) terlait program mulia ini. 

Dikatakannya, pelatihan bahasa Jepang melalui UPT (Unit Pelayanan Terpadu) Bahasa USK membuka peluang besar bagi pemuda Aceh. Terutama untuk bekerja maupun melanjutkan pendidikan di Jepang. 

“Kami berharap, program ini tidak hanya membuka akses kerja, tetapi juga memperkuat kontribusi mereka bagi pembangunan Aceh"  tutur Rektor Marwan yang juga lulusan Doktor di Birmingham Universiti Inggris tersebut.

Marwan menyebutkan pelaksanaan program ini dirancang dalam tiga tahap terintegrasi. Masing-masing yaitu Pelatihan bahasa Jepang intensif selama 3 bulan di UPT Bahasa USK. 

Lalu pelatihan keterampilan kerja dan bahasa lanjutan selama 1 bulan di SMK-PP Saree. Berikutnya persiapan keberangkatan dan pengurusan dokumen sebelum penempatan kerja dan magang ke Jepang.

"Dengan skema ini, peserta tidak hanya dibekali kemampuan bahasa Jepang, tetapi juga keterampilan praktis serta pendampingan administrasi, sehingga siap bersaing di dunia kerja internasional. 

USK dan BMA berharap, kerjasama ini dapat menjadi model pemberdayaan pemuda Aceh yang berkelanjutan, mengurangi pengangguran, serta memperkuat kontribusi generasi muda Aceh di tingkat global" tambah Marwan. 

Ketua Baitul Mal Aceh, Mohammad Haikal mengatakan, program membangun sumber daya manusia ini adalah bentuk pendistribusian dana infak yang tepat sasaran. Tujuannya untuk mendukung peningkatan kualitas sumber daya manusia Aceh.

“Kami ingin dana infak benar-benar memberi manfaat nyata. Melalui program ini, saudara-saudara kita akan memiliki peluang kerja yang layak di Jepang. Harapannya, dengan semakin banyak diaspora Aceh di luar negeri, mereka juga bisa memberikan kontribusi nyata untuk daerah" tutur Mohammad Haikal. (H-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |