(MI/HO)
SOROTAN dunia startup di Indonesia lebih banyak tertuju kepada Unicorn yaitu perusahaan rintisan dengan valuasi lebih dari satu miliar dolar. Namun, di balik popularitasnya, model unicorn sering menimbulkan dilemma berupa pertumbuhan yang dipaksakan, pembakaran modal besar-besaran, dan sering kali mengabaikan berkelanjutan. Kini, muncul gelombang baru yakni Zebra.
Berbeda dengan unicorn yang agresif mengejar valuasi, Zebra memilih jalur yang lebih tenang tetapi berdampak. Zebra adalah usaha-usaha yang mengedepankan perubahan, membangun pertumbuhan stabil, menjalankan bisnis dengan etika, dan menciptakan dampak positif bagi komunitasnya. Pendekatan ini membawa angin segar di tengah kenyataan pahit dunia startup, di mana data menunjukkan 90% startup gagal akibat ekspansi terlalu cepat (premature scaling).
Konsep Zebra pertama kali populer di Silicon Valley sekitar 7-8 tahun lalu sebagai reaksi terhadap euforia unicorn. "Indonesia bukan Silicon Valley. Kita butuh model pertumbuhan bisnis yang realistis, sehat, dan berdampak nyata. Zebra adalah jawabannya," ujar Managing Director Instellar Investment, Stephany Hermawan, dalam keterangan resmi, Jumat (3/10).
Stephany juga menambahkan bahwa Indonesia sebagai negara dengan fondasi agraris dan ekonomi berbasis brick-and-mortar memiliki karakteristik berbeda dengan pasar Amerika Serikat. "Tidak semua model startup berbasis unicorn cocok diadopsi begitu saja. Kita perlu pendekatan yang sesuai konteks lokal," ujarnya.
Merespons kebutuhan menumbuhkan startup zebra di Indonesia, Instellar meluncurkan The Zebra Accelerator Playbook. Buku ini lahir dari pengalaman panjang Instellar dalam mendampingi para entrepreneur sosial di Indonesia.
"Buku ini hadir dalam dua seri. Buku pertama, yaitu Panduan Implementasi, membahas secara detail tiga aspek penting: merancang program inkubasi yang efektif, mengelola keuangan program inkubasi secara berkelanjutan, dan membangun ekosistem pendukung yang kokoh," imbuh CEO Instellar, Romy Cahyadi. Buku kedua, Modul Materi Pendukung, berisi materi pembelajaran yang dapat digunakan dalam pelatihan, sehingga praktisi dan institusi pendamping memiliki referensi siap pakai untuk mendampingi Zebra. (Ant/I-2)


















































