
UNIVERSITAS Nasional (Unas) terus memperkuat dedikasinya dalam pengabdian masyarakat melalui program kolaboratif yang inovatif. Melalui Tim Hibah Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM), Unas mengadakan kegiatan bertajuk “Optimalisasi Partisipasi Masyarakat dalam Community Based Waste Management melalui Pengembangan Ekonomi Sirkular dan Ekowisata di Kelurahan Sindang Jaya, Bandung”.
Program yang dilaksanakan pada Selasa (9/9) ini memiliki tujuan untuk mengubah kawasan tersebut menjadi percontohan pengelolaan sampah berkelanjutan yang mendongkrak perekonomian warga.
Kegiatan yang berpusat di RW 11, Kelurahan Sindang Jaya, Kecamatan Mandalajati, Kota Bandung ini dihadiri segenap unsur masyarakat dan perwakilan pemerintah setempat, yang menandai dimulainya komitmen bersama untuk menciptakan perubahan yang nyata.
Program kolaboratif ini melibatkan sinergi antara akademisi, pemerintah, dan masyarakat. Program ini digagas oleh Tim Hibah PKM dari pihak akademisi Universitas Nasional yang diketuai oleh Fitriah Basalamah dengan anggota Rahayu Lestari, Nonon Saribanon, serta mahasiswa yang terlibat adalah Feriska Lindayu dari Program Studi Biologi dan Arindya A.Krisna dari Program Studi Agroteknologi.
Kegiatan ini dihadiri dan didukung penuh oleh Lurah Sindang Jaya,. Yayan Surya Mulyana, Ketua RW 11 Komplek Taman Sari Bukit,. Slamet Prabudi Setianto, dan Ketua Satgas RW 11, Priana Eka Surya. Antusiasme tinggi ditunjukkan oleh ibu-ibu PKK dan warga sekitar RW 11 yang hadir secara aktif dalam program ini.
Kegiatan ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat melalui pelatihan pengelolaan sampah berbasis teknologi. Masyarakat diajarkan tentang pentingnya pengelolaan sampah yang efektif dan ramah lingkungan, serta cara mengubah sampah yang terkumpul menjadi produk bernilai jual. Salah satu inovasi yang diperkenalkan adalah budidaya maggot, yang dapat memanfaatkan limbah organik untuk menghasilkan pakan ternak dan pupuk organik.
Tercatat sejak 1 hingga 9 September, didapatkan 518 box maggot dari hasil 2.1 ton limbah sampah organik masyarakat. Setiap box berisi kurang lebih 700 gram maggot yang siap dipanen.
Dari setiap box, telur maggot diinkubasi selama lima hari dan panen dilakukan pada usia 15 hingga 17 hari setelahnya.
Kemudian, setelah panen, maggot masuk ke dalam tahap pupa yang akan dipindahkan ke kandang untuk melanjutkan siklus hidupnya.
"Masyarakat memanfaatkan sebagai pakan ternak yang ada di sana yaitu bebek dan ayam., karena magot merupakan pakan dengan protein tinggi sehingga hewan ternak dapat menghasilkan telur dengan kualitas baik dan sangat berpotensi untuk di perjual belikan," ujar Pak Hendro yang mengurus rumah magot masyarakat di sana.
Inisiatif ini tidak hanya mengurangi volume sampah, tetapi juga menciptakan peluang untuk memanfaatkan limbah organik secara efektif.
Ketua Tim Hibah PKM Fitriah Basalamah menyatakan, “Kegiatan kolaboratif ini dapat bertujuan untuk memberdayakan warga agar dapat menghasilkan produk bermanfaat sekaligus mengurangi jumlah sampah di lingkungan. Kami ingin menunjukkan bahwa masyarakat dapat menjadi pelopor dalam pengelolaan sampah.”
Ketua Satgas RW 11, Priana Eka Surya, menyatakan bahwa workshop ini penting untuk memberikan pengetahuan dasar kepada warga dalam mencapai visi RW zero waste.
Ia berharap hibah ini menjadi langkah awal dalam mengembangkan program ekonomi sirkular yang fokus pada pengelolaan sampah.
Selama kegiatan, peserta juga menerima berbagai materi yang mencakup konsep ekonomi sirkular, prosedur operasional (SOP) dalam pengelolaan sampah, serta pengetahuan teknis mengenai pengelolaan sampah organik dan anorganik.
Inisiatif ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan keterampilan warga dalam mengelola sampah secara efisien.
Melalui pendekatan yang partisipatif, Tim Hibah PKM tidak hanya memberikan teori tetapi juga mendengarkan aspirasi dan kendala yang dihadapi warga, sehingga solusi yang ditawarkan dapat diterapkan secara efektif dan berkelanjutan.
Tidak hanya itu, Tim Hibah PKM Universitas Nasional juga memberikan 2 unit mesin pencacah sampah untuk bahan organik maupun anorganik (plastik) kepada masyarakat.
Kegiatan ini diharapkan tidak hanya menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat, tetapi juga mendorong kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan sampah yang baik.
Dengan semangat gotong royong dan partisipasi aktif, RW 08 Sindang Jaya diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam pengelolaan sampah dan pengembangan ekonomi sirkular.
Dengan dukungan semua pihak, kegiatan ini diharapkan dapat menciptakan perubahan positif yang berkelanjutan bagi masyarakat Sindang Jaya dan lingkungan sekitar. (Z-1)