
PRESIDEN Amerika Serikat Donald Trump mengungkapkan kekecewaannya terhadap Vladimir Putin, namun menegaskan ia “belum selesai” dengan pemimpin Rusia tersebut. Hal ini disampaikan Trump dalam wawancara eksklusif dengan BBC melalui sambungan telepon dari Gedung Putih.
Dalam percakapan berdurasi 20 menit itu, Trump menegaskan ia “hampir tidak mempercayai siapa pun” ketika ditanya apakah masih menaruh kepercayaan pada Putin. Komentar ini muncul hanya beberapa jam setelah ia mengumumkan rencana pengiriman senjata tambahan ke Ukraina dan ancaman sanksi tarif berat bagi Rusia jika tidak ada kesepakatan gencatan senjata dalam 50 hari.
Trump mengaku sudah empat kali merasa hampir mencapai kesepakatan damai dengan Rusia. “Kami berbicara baik-baik, saya pikir kami hampir sampai, lalu dia [Putin] justru menghancurkan gedung di Kyiv,” ujarnya. Meski demikian, ia belum menutup pintu untuk Putin. “Saya kecewa padanya, tapi belum selesai dengannya,” tegas Trump.
Wawancara ini juga membahas hubungannya dengan NATO. Sebelumnya sempat mengkritik aliansi tersebut sebagai “usang”, kini Trump memuji langkah negara anggota yang meningkatkan belanja pertahanan hingga 5% dari PDB. “Tak ada yang menyangka itu mungkin,” katanya. Ia menegaskan tetap mendukung prinsip pertahanan kolektif NATO.
Inggris
Terkait Inggris, Trump menyebut negara itu “luar biasa” dan mengakui masih memiliki properti di sana. Ia menilai Brexit belum dimanfaatkan secara optimal, namun yakin akan segera membaik.
Ia juga memuji Perdana Menteri Sir Keir Starmer meski berbeda pandangan politik, dan menegaskan hubungan dagang AS-Inggris tetap istimewa. Trump bahkan berencana melakukan kunjungan kenegaraan kedua ke Inggris pada September mendatang, dengan agenda “menghormati Raja Charles” dan menikmati waktu di sana.
Angka Imigrasi Menurun
Dalam isu dalam negeri, Trump mengklaim berhasil menurunkan angka imigrasi ilegal ke level terendah dalam sejarah pada awal masa jabatan keduanya. Fokus kebijakannya kini beralih pada penangkapan dan deportasi imigran ilegal, terutama pelaku kejahatan.
“Saya ingin para kriminal keluar secepat mungkin, dan itu sedang kami lakukan,” ujarnya, merujuk pada kesepakatan dengan El Salvador dan beberapa negara lain.
Ia menepis hambatan hukum atas kebijakannya, menyebut sebagian hakim sebagai “radikal kiri”, namun menegaskan sebagian besar kebijakan deportasinya akhirnya dimenangkan di tingkat banding, termasuk keputusan Mahkamah Agung yang mendukung deportasi ke negara ketiga.
Trump juga menyoroti keberhasilan kebijakan ekonomi, termasuk perpanjangan pemotongan pajak 2017, keringanan pajak untuk tip, serta pengurangan belanja Medicaid. “Ini pemotongan pajak terbesar dalam sejarah,” klaimnya.
Ketika ditanya apa yang akan menjadi warisan kepemimpinannya, Trump menjawab singkat: “Menyelamatkan Amerika. Sekarang Amerika hebat, setahun lalu negara ini mati.” (BBC/Z-2)