Kebijakan PU608, Strategi Kementerian PU Wujudkan Astacita Prabowo

2 hours ago 2
Kebijakan PU608, Strategi Kementerian PU Wujudkan Astacita Prabowo Kementerian Pekerjaan Umum (PU) menerjemahkan visi besar Astacita Presiden Prabowo Subianto ke dalam langkah nyata melalui kerangka kebijakan PU608, yang menjadi arah baru pembangunan infrastruktur nasional.(Dok. Biro Komunikasi Publik Kementerian PU)

KEMENTERIAN Pekerjaan Umum (PU) menerjemahkan visi besar Astacita Presiden Prabowo Subianto ke dalam langkah nyata melalui kerangka kebijakan PU608, yang menjadi arah baru pembangunan infrastruktur nasional. Melalui kebijakan ini, Kementerian PU menargetkan penurunan Incremental Capital Output Ratio (ICOR) hingga di bawah 6, penurunan tingkat kemiskinan menjadi 0%, serta pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan sebesar 8% per tahun pada 2029.

Menteri PU Dody Hanggodo menjelaskan, PU608 merupakan kerangka kebijakan yang dirancang untuk memastikan setiap investasi publik memberikan manfaat ekonomi yang inklusif, berkeadilan, dan berdampak langsung bagi masyarakat.

"PU608 dibangun atas tiga angka dan satu misi utama, yaitu kemakmuran yang berkeadilan. Kerangka ini memastikan setiap rupiah investasi publik memberikan manfaat ekonomi yang inklusif dan berkeadilan, sekaligus memperkuat daya tahan nasional di sektor pangan, energi, dan air," ujarnya.

Dalam rangka mewujudkan arah kebijakan tersebut, Kementerian PU telah menetapkan target pembangunan infrastruktur tahun 2025 yang mencakup berbagai sektor strategis. Di antaranya adalah pembangunan dan rehabilitasi jaringan irigasi seluas 13.849 hektare, pembangunan 118 kilometer jalan baru dan 275 meter jembatan baru, serta pembangunan dan peningkatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dengan kapasitas 1.250 liter per detik. 

Selain itu, pemerintah juga menargetkan peningkatan sistem pengelolaan limbah bagi 1.504 rumah tangga (KK) di berbagai wilayah di Indonesia.

Berbagai target tersebut menunjukkan komitmen Kementerian PU untuk memperkuat ketahanan nasional melalui pembangunan infrastruktur yang produktif, efisien, dan berkelanjutan. Pembangunan infrastruktur tidak hanya dimaknai sebagai pembangunan fisik, tetapi juga sebagai instrumen untuk menciptakan kesejahteraan dan pemerataan ekonomi di seluruh wilayah Indonesia.

"Sejalan dengan itu, Kementerian PU juga mengimplementasikan sejumlah Instruksi Presiden (Inpres) yang menjadi payung kebijakan di berbagai sektor. Di antaranya adalah Inpres No 2/2025 tentang Penguatan Sistem Irigasi Nasional, Inpres No 11/2025 tentang Peningkatan Konektivitas Jalan Daerah, serta Inpres No 14/2025 tentang Penguatan Keseimbangan Ketahanan Pangan, Energi, dan Air," terangnya.

Kementerian PU, sambung Dody, juga berperan aktif dalam mendukung Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) melalui pembangunan fasilitas Satuan Pelayanan dan Pemenuhan Gizi (SPPG) prototipe. Pembangunan fasilitas ini dilakukan dengan dukungan CSR BUMN Karya di beberapa daerah seperti Jambi, Banjar, dan Kebumen, sebagai bentuk sinergi antara pemerintah dan dunia usaha dalam mendukung kesejahteraan masyarakat.

Tidak hanya berfokus pada pembangunan infrastruktur skala besar, Kementerian PU juga memperkuat partisipasi masyarakat melalui berbagai program padat karya seperti P3TGAI, PISEW, Pamsimas, Sanimas, dan TPS3R. Program-program tersebut tidak hanya meningkatkan kualitas infrastruktur desa, tetapi juga menciptakan lapangan kerja baru serta menumbuhkan rasa kepemilikan masyarakat terhadap hasil pembangunan di wilayahnya.

Di sisi lain, dalam konteks pembangunan berkelanjutan, Kementerian PU terus mengembangkan infrastruktur yang ramah lingkungan dan adaptif terhadap perubahan iklim. Salah satu proyek strategis yang tengah dikembangkan adalah pembangunan Giant Sea Wall di pesisir utara Jawa sebagai bagian dari proyek National Capital Integrated Coastal Development (NCICD), yang berfungsi melindungi kawasan pesisir sekaligus meningkatkan ketahanan wilayah terhadap banjir rob dan kenaikan muka air laut.

Selain itu, Kementerian PU juga menerapkan teknologi digital seperti Building Information Modelling (BIM) terus diperluas untuk meningkatkan efisiensi dalam perencanaan dan pelaksanaan konstruksi. Penggunaan material ramah lingkungan seperti aspal plastik serta produk berbasis 3R (reduce, reuse, recycle) juga menjadi bagian penting dalam upaya pengurangan emisi karbon dan menjaga keberlanjutan lingkungan. (Fal/E-1)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |