Peluncuran iPhone 17 series jadi peluang ERAA dan ERAL.(Apple)
PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) dan anak usahanya, PT Sinar Eka Selaras Tbk (ERAL), membukukan kinerja stabil pada kuartal ketiga 2025 di tengah tekanan biaya operasional. Strategi diversifikasi bisnis di luar lini smartphone mendorong pertumbuhan penjualan keduanya.
Penjualan ERAA mencapai Rp52,36 triliun, naik 7,7% secara tahunan (YoY), sementara ERAL mencatat penjualan Rp4,29 triliun atau tumbuh 25,1% YoY. Laba bersih ERAA tercatat Rp848,75 miliar, sedangkan ERAL membukukan Rp124,6 miliar.
Menurut Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Muhammad Nafan Aji Gusta Utama, pertumbuhan tersebut mencerminkan ketahanan bisnis grup.
“Pertumbuhan ini menunjukkan ERAA dan ERAL tetap mampu menjaga performa di tengah tekanan biaya,” ujarnya.
Nafan memperkirakan momentum kuartal keempat akan memperkuat kinerja berkat peluncuran iPhone 17 dan tren belanja akhir tahun. “Kedua faktor ini berpotensi mendongkrak penjualan dan memperkuat momentum laba pada kuartal terakhir,” katanya.
Diversifikasi ke segmen lifestyle dan F&B dinilai memperkuat prospek jangka panjang.
“Kontribusi vertikal baru seperti lifestyle dan F&B memperkuat margin perusahaan ke depan,” tambahnya.
Segmen aksesori dan lifestyle ERAA tumbuh paling cepat, naik 36% dan menyumbang 16% dari total pendapatan. Sementara ERAL mencatat peningkatan pada kategori fashion dan perangkat IoT gaya hidup.
Nafan menilai perubahan tren belanja masyarakat ke produk gaya hidup dan pengalaman pelanggan menjadi peluang strategis.
“ERAA dan ERAL perlu memanfaatkan peluang ini untuk memperluas portofolio ke segmen dengan margin lebih tinggi,” ujarnya.
Secara keseluruhan, kinerja Erajaya Group sepanjang sembilan bulan pertama 2025 dinilai stabil dengan prospek positif. “Harga sahamnya relatif defensif, tapi tetap menarik perhatian investor menjelang kuartal IV yang biasanya menjadi periode laba tertinggi,” tutur Nafan. (Z-10)


















































