Aktris Mawar de Jongh berbicara di konferensi pers peluncuran film Sampai Titik Terakhirmu.(MI/Margaretha Tiffany)
FILM produksi Lyto Pictures berjudul Sampai Titik Terakhirmu sukses menerjemahkan kisah nyata Albi dan mendiang Shella ke layar lebar. Kisah ini bukan sekadar drama romantis, melainkan sebuah pesan tentang kesetiaan abadi, perjuangan melawan kehilangan, dan keberanian untuk merayakan hidup hingga napas terakhir.
Disutradarai oleh Dinna Jasanti, film ini mencoba menghadirkan pendekatan berbeda dalam mengadaptasi kisah nyata.
Dinna menjelaskan fokus utama film bukan pada kisah romansa semata, tetapi pada perjalanan emosional yang dialami tokoh utamanya.
“Kalau mengadaptasi sebuah cerita kehidupan seseorang, menurutku itu menarik banget ya, karena tokohnya nyata. Yang menarik di kisah Albi dan Shella ini, aku tidak menitikberatkan pada romansenya, tapi lebih pada bagaimana kami bisa membawa cerita ini dengan rasa yang paling raw dan paling nyata. Waktu itu kami coba mengembangkan cerita mengikuti titik-titik progres sakitnya almarhumah,” ungkap Dinna di Plaza Senayan, Selasa (4/11).
Sebagai pemeran utama, Mawar De Jongh harus melalui proses mendalam untuk memerankan sosok Shella.
Demi menggambarkan kondisi fisik karakter secara autentik, Mawar menurunkan berat badannya hingga enam kilogram dan berani tampil botak.
Ia mengaku keputusan itu menjadi tantangan besar sepanjang kariernya.
“Perasaannya ketika tahu harus tampil botak di film ini pastinya sebuah tantangan baru. Karena aku tahu akan ada proses yang cukup lama di baliknya. Waktu syuting kita kurang lebih tiga jam untuk proses makeup botaknya, dan ada beberapa kali percobaan untuk mencari bentuk yang paling cocok,” ucap Mawar.
Mawar juga menuturkan momen melihat dirinya tanpa rambut memberikan pengalaman emosional tersendiri.
“Awalnya, pas ngeliat aku botak pun jujur kayak ngerasa, wah gini ya rasanya kalau one day rambut aku tuh hilang, dan aku nggak tahu ini bisa balik lagi atau nggak. Rasanya sedih banget sebenarnya,” tambahnya.
Selain perubahan fisik yang ekstrem, Mawar juga menjaga pola makan secara ketat di bawah pengawasan ahli gizi.
Dalam waktu dua bulan, ia berhasil menurunkan berat badannya sesuai kebutuhan karakter.
“Untuk nurunin berat badan itu aku ditemani oleh ahli gizi, makan sesuai porsi,” jelasnya.
Transformasi total Mawar di film ini turut didukung oleh chemistry kuatnya dengan lawan main, Arbani Yasiz. Emosi yang intens dan kedalaman pesan tentang ketulusan membuat Sampai Titik Terakhirmu menjadi tontonan yang menggugah perasaan sekaligus memberi ruang refleksi tentang arti mencintai seseorang sepenuh hati.
Film Sampai Titik Terakhirmu akan tayang serentak di bioskop seluruh Indonesia mulai 13 November 2025. (Z-1)


















































