
PRESIDEN Amerika Serikat Donald Trump menyarankan Perdana Menteri Inggris Sir Keir Starmer untuk mempertimbangkan penggunaan militer dalam menghentikan arus migrasi ilegal. Hal itu ia sampaikan dalam konferensi pers bersama di Chequers usai lawatan kenegaraan keduanya ke Inggris.
Trump menyebut Inggris menghadapi tantangan serupa dengan AS terkait migran yang menyeberangi Selat Inggris dengan perahu kecil. “Saya katakan pada perdana menteri, saya akan menghentikannya. Tidak peduli cara apa yang digunakan, termasuk militer,” ujar Trump.
Ia juga meminta Sir Keir mengambil sikap tegas karena menurutnya imigrasi ilegal bisa “menghancurkan negara dari dalam.”
Dalam kesempatan itu, kedua pemimpin menegaskan hubungan "istimewa" antara AS dan Inggris serta menandatangani kesepakatan teknologi yang mencakup investasi perusahaan Amerika di sektor AI, kuantum, dan teknologi baru lainnya. Trump menyebut kerja sama ini akan membantu kedua negara “mendominasi” di bidang kecerdasan buatan.
Namun, perbedaan pandangan muncul terkait isu Palestina. Sir Keir berencana mengakui negara Palestina dalam Sidang Umum PBB pekan depan. Sementara Trump menentang langkah tersebut dan menuding Hamas menjadikan sandera sebagai “umpan.”
Soal Ukraina, Trump mengaku kecewa pada Presiden Rusia Vladimir Putin yang dianggap enggan terlibat dalam upaya damai, serta mendesak negara-negara Barat berhenti membeli minyak Rusia untuk menekan Moskow.
Meski berbeda pandangan dalam beberapa isu global, Trump dan Starmer kompak soal penanganan migrasi ilegal. Starmer menegaskan pemerintahnya telah meneken sejumlah kesepakatan pengembalian migran, termasuk dengan Prancis, dan sedang memperketat tindakan terhadap jaringan penyelundup manusia. (BBc/Z-2)