Presiden AS Donald Trump(Media Sosial X)
KETEGANGAN antara Presiden Donald Trump dan sejumlah pemimpin daerah dari Partai Demokrat kembali memanas. Pemerintah AS kini tengah bersiap mengerahkan ratusan pasukan Garda Nasional ke Chicago dan Portland dengan alasan menjaga keamanan di tengah meningkatnya protes di fasilitas Imigrasi dan Bea Cukai (ICE).
Langkah ini memicu perdebatan tajam. Gubernur Illinois JB Pritzker dan Wali Kota Chicago Brandon Johnson mengecam keras keputusan tersebut, menyebutnya sebagai bentuk “invasi Trump.” Namun, presiden membalas tudingan itu melalui platform Truth Social, menulis bahwa keduanya “seharusnya dipenjara karena gagal melindungi petugas ICE.”
Johnson menanggapi dengan menyebut pernyataan Trump sebagai serangan rasial yang tidak adil. “Bukan pertama kalinya Trump menyerukan penangkapan terhadap pria kulit hitam secara tidak sah,” ujarnya di CNN. Sementara itu, Gubernur Pritzker menilai tindakan Trump sebagai langkah menuju “otoritarianisme penuh,” menuding presiden berusaha melemahkan kekuasaan negara bagian.
Menurut Komando Utara AS, pengerahan Garda Nasional ditujukan untuk membantu melindungi fasilitas federal, bukan untuk menangkap demonstran. Pasukan akan menjalani pelatihan pengendalian massa dan aturan penggunaan kekuatan sebelum diterjunkan.
Legalitas Pengerahan Pasukan
Namun, langkah ini tak lepas dari kontroversi hukum. Hakim Distrik April Perry di Illinois menunda keputusan mengenai legalitas pengerahan pasukan hingga sidang lanjutan. Sementara itu, di Portland, Hakim Karin Immergut justru langsung memblokir perintah Trump untuk memanggil Garda Nasional Oregon, memicu banding ke Pengadilan Sirkuit Kesembilan.
Sejumlah tokoh dan lembaga hukum ikut bersuara. Sebanyak 26 mantan gubernur menyerukan penundaan pengerahan pasukan, menilai langkah Trump berpotensi mengacaukan keseimbangan kekuasaan antara pemerintah federal dan negara bagian. Di sisi lain, 18 jaksa agung dari Partai Republik mendukung keputusan presiden, menyebut pengerahan itu penting untuk “menghentikan aksi anarki.”
Sementara Chicago bersiap menghadapi kedatangan 500 personel dari Illinois dan Texas, dampaknya mulai terasa. Pertandingan sepak bola antara Argentina dan Puerto Rico yang sedianya digelar di kota itu dipindahkan ke Florida karena meningkatnya ketegangan.
Trump bahkan mengancam akan memberlakukan Insurrection Act, undang-undang yang memungkinkan penggunaan militer di dalam negeri dalam kondisi luar biasa. “Jika orang-orang terbunuh dan pengadilan menahan kami, tentu saya akan melakukannya,” kata Trump.
Ketegangan antara Gedung Putih dan pemerintah daerah ini menandai babak baru dalam perebutan kendali atas kebijakan keamanan dalam negeri Amerika Serikat. Memperlihatkan bagaimana garis batas antara kekuasaan federal dan negara bagian kian kabur menjelang tahun politik yang panas. (CNN/Z-2)


















































