Tren Industri Film Indonesia, Temuan Cinepoint dan JAFF Market

2 hours ago 1
Tren Industri Film Indonesia, Temuan Cinepoint dan JAFF Market Ilustrasi(Freepik)

KOLABORASI JAFF Market dan Cinepoint melahirkan berbagai temuan yang menjadi cerminan perkembangan industri perfilman Indonesia. 

Cinepoint merupakan satu-satunya platform data bioskop dan film yang terintegrasi di Indonesia, menyediakan data aktual mengenai jumlah penonton, tren genre, volume produksi, hingga ekspansi layar bioskop. 

Sementara JAFF Market merupakan pasar film yang menjadi bagian dari rangkaian festival film internasional tahunan Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF).

Temuan terbaru dari proyeksi JAFF Market dan Cinepoint menggarisbawahi beberapa tren kunci yang tengah berlangsung di industri. 

Berikut beberapa poin pentingnya:

1. Jumlah Penonton 

Jumlah penonton bioskop Indonesia mencapai 126 juta pada 2024, dengan proyeksi stabil pada kisaran 100 juta penonton per tahun pada 2026, tumbuh sekitar 10% per tahun.

2. Jumlah Produksi Film 

Diperkirakan meningkat dari 152 judul pada 2024 menjadi sekitar 200 judul per tahun pada 2028.

3. Adopsi Genre Hibrida

Gabungan genre seperti horor-komedi atau horor-reliji, menunjukkan sinema Indonesia tidak hanya bertumbuh secara kuantitas, tetapi juga dalam eksplorasi bentuk dan tema.

4. Ruang Pertumbuhan Besar

Dengan penetrasi layar dan admisi per kapita yang masih rendah, ruang pertumbuhan jangka panjang Indonesia sangat besar, baik dalam sisi konsumsi, produksi, maupun ekspor konten.

Temuan-temuan ini akan menjadi bahasan utama dalam JAFF Market 2025, yang berlangsung pada 29 November–1 Desember di Yogyakarta. Memasuki edisi keduanya, JAFF Market 2025 kian mengukuhkan diri sebagai platform internasional yang mempertemukan ide, konten, dan peluang bisnis dalam ekosistem film Asia.

Lima program utama akan digelar. JAFF Future Project menjadi ruang pengembangan proyek film potensial, sementara JAFF Content Market membuka pertemuan antara pemilik IP lintas format dan mitra industri. Talent Day menghadirkan sesi pembinaan bagi kreator muda, sedangkan Film & Market Conference memfasilitasi diskusi strategis lintas sektor. Sementara itu, Market Screening menyuguhkan pemutaran karya terkurasi bagi buyer dan mitra distribusi internasional.

Dengan struktur program yang kian matang, JAFF Market terus memperluas jangkauan, mempertemukan para pelaku utama industri, dan mempertegas peran Indonesia sebagai simpul penting dalam jaringan perfilman Asia.

Seiring itu, Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) juga akan menggelar perayaan 20 tahun pada 29 November–6 Desember, dengan program retrospektif, pemutaran perdana, dan forum internasional yang mempertemukan sineas, pemangku kepentingan, dan festival dari berbagai negara. (Z-1)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |