Transaksi Capai Rp7,4 Triliun pada 2024, Area Pameran IEE Series 2025 Ludes Tersewa

2 hours ago 1
Transaksi Capai Rp7,4 Triliun pada 2024, Area Pameran IEE Series 2025 Ludes Tersewa Indonesia Energy & Engineering (IEE) Series 2025 pekan kedua resmi dibuka di JIExpo, Jakarta, berlangsung 17-20 September 2025.(MI/Iis Zatnika)

Industri pameran, terutama yang menyasar peserta dan pengunjung pelaku bisnis atau b2b, terutama kaitannya dengan energi dan rekayasa masih menunjukan tren optimistis, di tengah langkah efisiensi yang dilakukan pemerintah dan turunnya daya beli yang kini banyak dikeluhkan.

Demikian terungkap dalam pembukaan pameran Indonesia Energy & Engineering (IEE) Series 2025 pekan kedua yang resmi dibuka di JIExpo, Jakarta. Pameran yang berlangsung 17-20 September 2025 ini berfokus pada keberlanjutan energi fosil, mineral, serta rekayasa. Sebanyak lebih dari 2.000 perusahaan peserta dari 42 negara menempati area seluas 143 ribu meter persegi, sehingga hampir seluruh arena pameran ditempati peserta.

Pameran dibuka Sekretaris Direktorat Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Siti Sumilah Rita Susilawati. Ia menggarisbawahi tema Sustainability for Industrial Transformation yang diusung serta kontruibusi pada target nasional menuju Net Zero Emissions 2060, hilirisasi industri, serta pembangunan ekosistem energi hijau dari hulu hingga hilir.

"Kalau kita ingin sustain untuk 10 tahun, 20 tahun, sampai Indonesia Emas 2060, tentu kita harus berhati-hati dan peduli terhadap isu keberlanjutan," kata Siti Sumilah, Rabu (17/10).

Country Manager PT Pamerindo Indonesia Lia Indriasari mengklaim, dengan jumlah peserta dan pengunjung, IEE Series merupakan pusat pertemuan industri energi dan rekayasa terbesar di Asia Tenggara. 

"Capaian ini menunjukkan kepercayaan global terhadap Indonesia, dengan dampak ekonomi yang juga signifikan. Pada penyelenggaraan tahun lalu misalnya, transaksi bisnis yang tercatat mencapai Rp7,4 triliun dengan multiplier effect Rp1,1 triliun. Angka tersebut menjadi bukti konkret kontribusi terhadap pembangunan, sekaligus pijakan optimisme," jelas Lia. 

IEE Series menaungi lima pameran yaitu tiga pameran yang sebelumnya telah pernah diadakan yaitu Mining Indonesia ke-23 yang berfokus pada industri pertambangan & pemulihan mineral, Oil & Gas Indonesia ke-16 yang memamerkan produksi, dan pengolahan minyak & gas bumi, serta Electric & Power Indonesia ke-23 yang menjadi ajang teknologi kelistrikan dan energi terbarukan. Selain itu, ada dua pameran perdana, yaitu The Battery Show Indonesia, platform teknologi baterai dan penyimpanan energi, serta Data Center Asia yang memamerkan pusat data dan manajemen cloud di sektor energi dan rekayasa. 

Lia menjelaskan, lima pameran membentuk rantai ekosistem sektor energi dan rekayasa yang mendukung transformasi industri berkelanjutan, dari hulu ke hilir. Di sektor hulu dari industri energi diwakili oleh sektor pertambangan, mineral, minyak dan gas, serta berbagai peralatan dan alat berat berteknologi ramah lingkungan yang mendukung dalam ekstraksinya secara berkelanjutan. 

Di bagian pemrosesan dan penyimpanan energi diwakili oleh industri pembangkit listrik, energi terbarukan, penyimpanan energi, baterai untuk EV, hingga berbagai infrastruktur pendukung mobilitas hijau. Sampai di bagian hilir yang mengutamakan pentingnya solusi manajemen data dan cloud, guna mendukung digitalisasi operasi industri dan efisiensi energi serta sumber daya manusianya.

Lebih detail, Lia menjelaskan, The Battery Show Indonesia menghadirkan para pelaku industri ternama yang berfokus pada teknologi baterai, sistem penyimpanan energi, dan rantai pasok kendaraan listrik untuk menjawab kebutuhan transisi energi nasional dan tren global elektrifikasi. Kegiatan ini juga terkait tingginya pertumbuhan investasi pabrik baterai EV di Indonesia yang terus meningkat tiap tahunnya. 

"Pameran ini menunjukkan perkembangan industri penyimpanan energi di Indonesia, dimana kapasitas pembangkit listrik energi baru terbarukan pada 2025 telah mencapai 15,2 GW atau sekitar 14,5% dari total kapasitas pembangkit nasional."

Diharapkan dengan kolaborasi berbagai pelaku industri dan pemangku kebijakan, pameran ini dapat menyokong target pemerintah untuk mencapai kapasitas 700 GW pada 2060.

Sementara, Data Center Asia mempertemukan infrastruktur digital hemat energi, sistem pendinginan rendah emisi, dan manajemen cloud yang kini menjadi tulang punggung ekonomi digital. Pameran ini dilatarbelakangi tingginya pertumbuhan pasar data-center Indonesia yang diperkirakan akan mencapai 22% CAGR (Compound Annual Growth Rate) pada 2028, 
seiring dengan ledakan ekonomi digital nasional.

Penyelenggaraan kegiatan ini juga diwarnai penyelenggaraan IEE Fun & Charity Run 2025 pada Sabtu (13//10) yang juga diikuti para disabilitas di area luar JIExpo. Kategori lari terdiri atas Fun Run 5K, Family Run 3K, serta Charity Run. Terdapat sedikitnya sepuluh peserta diisabilitas yang pada akhir acara mendapatkan beasiswa. (X-8)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |