Tim Dokter Hewan USK Ajarkan Pembuatan Obat Ternak dari Daun Kecombrang

1 month ago 26
Tim Dokter Hewan USK Ajarkan Pembuatan Obat Ternak dari Daun Kecombrang Pelatihan pembuatan obat untuk sapi dari bahan daun kecombrang.(MI/ Amiruddin Abdullah Rubee)

GUNA meningkatkan sumberdaya manusia dan ilmu pengetahuan, puluhan peternak di Gampong (Desa) Pulot, Kecamatan Leupung, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh belajar cara membuat obat alami untuk kesehatan sapi. Bahan baku dasar yang digunakan adalah tumbuhan daun kecombrang, yang dalam bahasa Aceh disebut oen kala.

Daun dan batang kala adalah termasuk tumbuhan ramuan beraroma wangi menyengat dan mudah tumbuh di Aceh. Tumbuhan rumpun itu juga sering dipakai untuk sayur pewangi gulai kari ayam atau daging lainnya.

Pelatihan gratis pembuatan obat untuk sapi diberikan oleh Tim Pengabdian Fakultas Kedokteran Hewan dari Universitas Syiah Kuala (USK) Darussalam, Banda Aceh. Mereka terdiri dari dokter hewan senior, dosen dan para mahasiswa.

"Sedikitnya 21 anggota Kelompok Tani Makmur Sentosa mengikuti kegiatan ini. Kami memperkenalkan inovasi akarisida nabati sebagai solusi efektif pengendalian caplak pada ternak" tutur Ketua tim pengabdian, drh. Lian Varis Riandi, kepada Media Indonesia, Sabtu (27/9).

Edukasi itu dilakukan supaya warga perkampungan yang sebagian besar beternak sapi, kerbau dan kambing itu memahami cara pengobatan hewan piaraan. Selain itu, diharapkan pula peternak sapi dan warga lainnya akan menggalakkan pelestarian tumbuhan di lingkungan sekitar. Lebih penting lagi, diharapkan ketergantungan para peternak terhadap dengan obat kimia dapat berkurang.

Sebagaimana diketahui daun kecombrang bermanfaat untuk anti bakteri, menghambat pertumbuhan jamur, mengobati gejala demam tifoid dan mengurangi risiko pemyakit kardiovaskular. Lalu memiliki efek anti oksidan dan menyembuhkan luka sayatan pada hewan.

“Dengan teknologi sederhana, masyarakat dapat memproduksi akarisida nabati sendiri. Selain menjaga kesehatan ternak, inovasi ini juga membuka peluang usaha baru bagi peternak" kata Lian.

Lebih lanjut, Lian menjelaskan bahwa kegiatan pelatihan ini merupakan bagian dari Program Kemitraan Masyarakat (PKM) yang didanai oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM) Kemendikti Saintek RI. Kegiatan ini juga mendapat dukungan penuh dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) USK serta Dekan FKH USK, drh Teuku Reza Ferasyi, M.Sc, Ph.D.

Acara pelatihan diawali dengan edukasi manajemen kesehatan ternak dan pengendalian ektoparasit oleh drh. Daniel, M.Si. Selanjutnya, Lian memandu langsung praktik pembuatan akarisida nabati.

Tim pemateri yang didominasi dokter hewan itu juga menyerahkan hibah peralatan produksi untuk mendukung keberlanjutan program di tingkat masyarakat setempat. Para peserta yang merupakan peternak itu sangat antusias mengikuti acara. Itu terlihat dari kesungguhan mereka melanjutkan produksi secara mandiri. (M-1)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |