Tidur Bukan Sekadar Istirahat, Inilah Peran Hormon Pertumbuhan yang Jarang Diketahui

1 day ago 6
Tidur Bukan Sekadar Istirahat, Inilah Peran Hormon Pertumbuhan yang Jarang Diketahui Ilustrasi(freepik)

BANYAK orang menganggap tidur hanya sebatas istirahat, mimpi, atau sekadar menunda alarm. Padahal, begitu kepala menempel di bantal, tubuh justru bekerja keras. Salah satu tugas terbesarnya adalah melepaskan hormon pertumbuhan, zat penting bagi otot, tulang, metabolisme, bahkan kejernihan berpikir esok hari.

Sebuah studi terbaru mengungkap bagaimana mekanisme kompleks ini bekerja di dalam otak. Temuan ini menjelaskan mengapa kurang tidur bisa mengganggu keseimbangan hormon, serta membuka jalan baru untuk terapi masalah tidur.

Peran Vital Hormon Pertumbuhan

Hormon pertumbuhan bukan hanya membantu anak-anak bertambah tinggi. Hormon ini juga berperan membangun otot, memperkuat tulang, membakar lemak, serta mendukung perbaikan jaringan tubuh. Selain itu, hormon pertumbuhan mengatur cara tubuh mengelola gula dan lemak, sehingga berkaitan erat dengan diabetes, obesitas, dan penyakit jantung.

Tidur non-rapid eye movement (NREM) adalah saat pelepasan hormon pertumbuhan mencapai puncaknya. Inilah alasan atlet dan remaja sangat bergantung pada tidur berkualitas untuk performa dan perkembangan optimal.

Hormon yang Mengendalikan

Sekelompok peneliti di UC Berkeley menggunakan elektroda untuk merekam langsung aktivitas otak tikus saat tidur. Mereka menemukan pengaturan hormon ini terjadi di hipotalamus, bagian otak kuno yang sudah ada sejak mamalia awal.

Dua hormon mengendalikan sistem ini, growth hormone releasing hormone (GHRH) yang memicu produksi hormon pertumbuhan, serta somatostatin yang menekannya. Selama tidur REM, keduanya meningkat bersamaan. Namun pada tidur NREM, somatostatin melemah sementara GHRH meningkat, mendorong pelepasan hormon pertumbuhan.

Umpan Balik yang Unik

Hormon pertumbuhan tidak berhenti bekerja setelah dilepaskan. Ia kembali ke otak dan memengaruhi locus coeruleus, pusat di batang otak yang mengatur kewaspadaan, fokus, dan respons otak terhadap hal baru.

Menariknya, hormon ini secara perlahan merangsang locus coeruleus agar otak siap terjaga. Jika stimulasi berlebihan, justru bisa menimbulkan rasa kantuk. Artinya, tidur dan hormon pertumbuhan membentuk sistem seimbang. Terlalu sedikit tidur menurunkan produksi hormon, sementara terlalu banyak hormon bisa memicu otak tetap terjaga.

Berdampak pada Kondisi Otak

Studi ini juga menemukan kaitan hormon pertumbuhan dengan fungsi kognitif. Selain membangun otot dan tulang, hormon ini diduga meningkatkan ketajaman mental serta tingkat kewaspadaan setelah bangun tidur. Inilah sebabnya kurang tidur bukan hanya membuat lelah, tetapi juga menurunkan fokus karena keseimbangan kimia otak terganggu.

Pemahaman tentang sirkuit otak ini dapat membuka peluang pengobatan baru, terutama untuk penderita gangguan tidur yang terkait dengan diabetes, Parkinson, atau Alzheimer. Menargetkan jalur hormon pertumbuhan bisa membantu mengembalikan keseimbangan tidur.

Temuan ini menegaskan bahwa tidur bukan sebuah proses pasif. Tidur adalah sistem biologis yang diatur dengan ketat, berperan dalam pertumbuhan, metabolisme, hingga kesehatan mental. Jadi, nasihat klasik untuk tidur cukup sebelum hari penting ternyata benar adanya: otak sedang menyiapkan fondasi bagi tubuh dan pikiran untuk esok hari.
(Earth/Z-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |