
OBSERVATORIUM Gelombang Gravitasi Laser Interferometer (LIGO) tengah merayakan 10 tahun sejak keberhasilan pertamanya mendeteksi gelombang gravitasi pada 14 September 2015. Kini, LIGO kembali mencatat sejarah dengan penemuan sinyal baru bernama GW250114, yang disebut sebagai salah satu riak ruang-waktu paling jelas yang pernah ditangkap.
Gelombang gravitasi pertama, GW150914, yang dideteksi satu dekade lalu, menempuh perjalanan sekitar 1,3 miliar tahun sebelum mencapai Bumi. Temuan itu membuka cara baru dalam mengamati alam semesta, bukan dengan cahaya, melainkan dengan mendengar getaran ruang-waktu akibat peristiwa kosmik dahsyat seperti tabrakan lubang hitam.
Sejak itu, LIGO bersama detektor gelombang gravitasi lain, seperti Virgo dan KAGRA berhasil menangkap puluhan sinyal gelombang gravitasi, termasuk penggabungan bintang neutron dan tabrakan langka antara lubang hitam dengan bintang neutron. Sinyal terbaru, GW250114 disebut tiga kali lebih kuat dari GW150914.
Anggota tim LIGO-Virgo-KAGRA dan Associate Professor di Universitas Birmingham, Patricia Schmidt menyebut bahwa deteksi sinyal GW250114 yang tiga kali lebih kuat dari sinyal pertama GW150914 merupakan hasil dari kemajuan teknologi instrumen LIGO.
“Deteksi pasangan lubang hitam dengan parameter mirip GW150914, tetapi tiga kali lebih keras, hanya satu dekade setelah penemuan bersejarah, adalah hasil dari peningkatan teknologi luar biasa pada instrumen kami,” ujar Patricia Schmidt seperti dikutip dari laman Space.com.
Keberhasilan ini juga memperkuat prediksi para ilmuwan besar. Salah satunya adalah Stephen Hawking yang pada 1971, bersama Jacob Bekenstein, menyatakan bahwa luas event horizon lubang hitam hasil penggabungan hanya bisa bertambah, tidak pernah berkurang. Analisis GW250114 membuktikan hal itu. Dua lubang hitam asal memiliki luas permukaan sekitar 240.000 km², sementara lubang hitam baru yang terbentuk mencapai 400.000 km².
Roy Kerr
Prediksi lain dari matematikawan Roy Kerr juga terbukti. Ia menyatakan suara lubang hitam bisa digambarkan hanya dengan dua parameter, yaitu massa dan putaran.
“Berkat kejelasan sinyal GW250114, untuk pertama kalinya kami berhasil mendeteksi dua ‘nada’ suara lubang hitam dan membuktikan bahwa keduanya sesuai dengan prediksi Kerr,” ujar peneliti Universitas Birmingham sekaligus anggota kolaborasi LIGO-Virgo-KAGRA,Gregorio Carullo.
Keberhasilan ini tidak lepas dari perkembangan teknologi LIGO yang kini mampu mengukur distorsi ruang-waktu hingga 1/10.000 lebar proton atau 700 triliun kali lebih tipis dari sehelai rambut manusia. Ke depan, LIGO berencana menambah detektor keempat di India untuk meningkatkan ketepatan dalam menentukan lokasi sumber gelombang gravitasi. (Space/Z-2)