Area yang terpapar radioaktif Cesium-137 di Cikande.(Dok. KLH)
MATERIAL radioaktif Cesium-137 (Cs-137) ditemukan di kawasan industri Cikande, Serang, Banten. Temuan itu menimbulkan keresahan warga. Meski demikian, Leader for Nuclear Women Development Himpunan Masyarakat Nuklir Indonesia Geni Rina Subaryo menegaskan bahwa masyarakat tidak perlu panik. Pasalnya, ia meyakini bahwa Indonesia dapat menanganinya.
“Masyarakat tidak perlu panik, karena material radioaktif seperti Cesium-137 dapat diamankan dengan prosedur yang sudah baku dan diawasi oleh lembaga resmi seperti BAPETEN dan BRIN," kata Geni saat dihubungi, Selasa (30/9).
Geni menjelaskan, Cs-137 adalah salah satu bahan radioaktif yang terbentuk dari proses fisi nuklir. Biasanya terdapat dalam limbah dari kegiatan industri maupun kesehatan. Unsur ini memancarkan sinar gamma yang dapat menembus tubuh manusia serta partikel beta, dengan waktu paruh sekitar 30 tahun.
“Bahaya bagi manusia dan lingkungan sangat bergantung pada jumlah dan bentuk materialnya,” jelas dia.
Jika berbentuk sealed source atau tertutup rapat dalam kapsul logam, Cs-137 relatif aman digunakan karena radiasinya terkendali. Sebaliknya, jika terbuka dan tersebar di lingkungan, material ini bisa masuk ke tubuh manusia melalui makanan, minuman, atau udara tercemar.
Untuk mengatasi temuan di Cikande, Geni membeberkan langkah yang perlu dilakukan. Mulai dari menutup lokasi sementara, melakukan survei radiasi, hingga mengangkat material untuk dipindahkan ke fasilitas penyimpanan limbah radioaktif sesuai standar internasional. Pemantauan lanjutan juga dilakukan untuk memastikan tidak ada sisa cemaran di tanah maupun air sekitar lokasi.
Selain itu, Geni menekankan pentingnya penyampaian informasi yang jelas kepada masyarakat agar tidak timbul kepanikan.
"Memberikan informasi kepada masyarakat, penting untuk disampaikan dengan jelas bahwa proses penanganan sedang dilakukan, agar masyarakat tidak panik namun tetap berhati-hati mengikuti arahan otoritas," beber dia.
Geni menerangkan, kasus di Cikande bukan kali pertama Indonesia berhadapan dengan temuan Cs-137. Pada 2020, insiden serupa terjadi di perumahan Batan Indah, Serpong. Setelah dilakukan dekontaminasi, lingkungan kembali aman.
Pengalaman internasional pun memberikan pelajaran berharga. Pada 1987, kasus di Goiânia, Brasil, sempat menimbulkan korban karena sumber Cs-137 dibiarkan tanpa pengawasan. Namun, setelah penanganan serius oleh otoritas setempat, insiden itu mendorong banyak negara memperketat pengawasan bahan radioaktif. (H-3)


















































