Teknologi Smart Farming Bantu Kemandirian Petani Ekowisata Keranggan Tangerang Selatan

1 hour ago 2
Teknologi Smart Farming Bantu Kemandirian Petani Ekowisata Keranggan Tangerang Selatan Ilustrasi(Dok ist)

SEJUMLAH dosen lintas perguruan tinggi memberikan pelatihan penerapan teknologi smart farming pada sektor pertanian di kawasan ekowisata Keranggan, Kecamatan Setu, Tangerang Selatan.

Melalui program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) skema pemberdayaan berbasis wilayah dengan ruang lingkup pemberdayaan desa binaan, mereka membantu petani yang tergabung dalam kelompok sadar wisata (Pokdarwis) untuk menerapkan teknologi smart farming pada tanaman singkong.

Melalui teknologi smart farming, masyarakat tidak lagi bergantung pada pasar untuk memperoleh singkong sebagai bahan baku olahan oleh-oleh lokal kawasan ekowisata Keranggan.

"Dengan membangun kemandirian di hulu lewat smart farming, masyarakat saat ini bisa mengendalikan bahan baku singkong secara mandiri,” ujar Ketua Tim Pengabdian Masyarakat Heru Suwoyo, Kamis (18/9). Seperti diketahui, teknologi smart farming adalah penerapan teknologi modern, seperti internet of things (IoT), big data, serta kecerdasan buatan (AI), untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas pertanian

Teknologi ini memungkinkan pemantauan dan pengendalian kondisi lahan dan tanaman secara otomatis dan jarak jauh memakai sensor, robotik, analisis data, serta platform berbasis cloud, sehingga petani dapat mengoptimalkan penggunaan sumber daya seperti air dan pupuk, serta meningkatkan hasil panen.

Pada program ini, jelas Heru, pihaknya memetakan potensi lahan dan kebutuhan masyarakat terlebih dulu. Selanjutnya, menyusun rencana pengembangan smart farming serta memberikan pelatihan dan pendampingan penggunaan teknologi.

"Setelah itu, kami mengimplementasikan sistem IoT berbasis irigasi otomatis untuk monitoring dan pengendalian jarak jauh, serta terakhir melakukan evaluasi dan penguatan keberlanjutan program," terang dosen Universitas Mercu Buana (UMB) tersebut.

Untuk menjalankan berbagai rangkaian tersebut, dirinya dibantu dosen lainnya yakni, Julpri Andika (UMB), Rizky Dinata (UMB), dan Nazori (Universitas Budi Luhur). "Kami juga melibatkan beberapa mahasiswa sebagai tenaga pendamping di lapangan untuk menjalankan program tersebut," ucapnya.

Heru menambahkan penerapan teknologi tersebut tidak hanya meningkatkan efektivitas pertanian tanaman singkong, tetapi juga mendukung rencana pengembangan kacang tanah sebagai komoditas baru. 

Ke depan, lanjut dia, hasil pertanian ini diharapkan mampu memperkuat produk olahan khas desa, mulai dari keripik hingga berbagai oleh-oleh lokal, yang akan memperkuat identitas Ekowisata Keranggan.

Ia berharap program yang didanai Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Ditjen Riset dan Pengembangan Kemdiktisaintek Tahun Anggaran 2025, ini juga menjadi kolaborasi akademisi, mahasiswa, dan masyarakat dalam melahirkan terobosan membangun kemandirian pertanian sekaligus memperkuat ekonomi desa wisata.

Pokdarwis Ekowisata Keranggan berharap pendampingan ini memberi arah yang jelas untuk memajukan potensi desa terutama dalam menggabungkan pertanian dengan wisata edukasi, meningkatkan hasil panen dan membuka peluang usaha baru berbasis produk lokal.(H-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |