
Minggu (14/9) Malam, suasana halaman Rumah Sakit Bina Sehat (RSBS) Jember dipenuhi isak tangis. Tujuh peti jenazah korban kecelakaan bus di jalur Bromo tiba satu per satu, diiringi doa dan duka mendalam dari keluarga besar rumah sakit. Pemilik RSBS Jember, Faida, menyampaikan duka mendalam atas tragedi yang merenggut nyawa delapan orang, termasuk tiga anak.
“Mereka semua bagian dari keluarga besar RSBS. Kehilangan ini sangat berat bagi kami,” ujarnya, Senin (15/9).
Ketujuh jenazah yang tiba di Jember disalati di halaman parkir RSBS. Puluhan karyawan, kerabat, dan keluarga memadati rumah sakit milik mantan Bupati Jember itu sejak sore hari, setelah mendengar kabar kecelakaan di jalur Bromo. Usai disalati, jenazah kemudian dibawa ke pemakaman umum di sekitar rumah duka masing-masing.
Tujuh korban meninggal itu adalah:
- Bela Puteri Kayila Nurjati (10)
- Hendra Pratama (37)
- Arti Wibowati (34)
- Wardatus Soleha (35)
- Aiza Fahrani Agustin (7)
- Desi Eka Agustini (33)
- Nasha Azkiya Naygara (14).
Sementara itu, satu korban lainnya, Hesti Purba Wredhamaya (39), dimakamkan di Madiun sesuai permintaan keluarga.
Adapun, 17 orang lainnya mengalami luka berat hingga ringan. Dari jumlah itu, 15 korban berhasil dibawa ke RSBS untuk dirawat, sementara dua lainnya masih dirawat intensif di RSUD Tongas dan RSUD dr Moh. Saleh Probolinggo karena kondisi kritis. “Beberapa pasien harus menjalani operasi. Tim medis kami langsung melakukan tindakan darurat untuk menyelamatkan mereka,” jelas Faida.
Ia juga meluruskan bahwa perjalanan ke Gunung Bromo bukan kegiatan resmi rumah sakit, melainkan inisiatif pribadi para karyawan yang ingin merayakan kelulusan bersama keluarga.
“Kami sama sekali tidak tahu soal keberangkatan itu, sampai akhirnya mendengar kabar duka ini,” tambahnya.
Dari delapan korban meninggal, satu keluarga menjadi sorotan. Hendra Pratama, karyawan RSBS, tewas bersama istri dan anaknya.
Tragedi kecelakaan RS Bina Sehat bermula ketika bus Hino IND’S 88 bernomor polisi P-7221-UG yang mereka tumpangi mengalami rem blong di jalan menurun Desa Boto, Kecamatan Lumbang, Probolinggo, hingga menabrak pembatas jalan dan sepeda motor.