Tak hanya Hiburan, YouTube Bisa Jadi Tempat Belajar untuk Kembangkan Konten Berkualitas

1 month ago 27
Tak hanya Hiburan, YouTube Bisa Jadi Tempat Belajar untuk Kembangkan Konten Berkualitas Acara Akademi Edukreator 2025, di Wisma Habibie & Ainun, Jakarta, Jumat (26/9)(MI/Bimo)

SELAIN menjadi platform hiburan, YouTube menegaskan perannya sebagai ruang belajar. Melalui program Akademi Edukreator, ribuan creator dipertemukan dengan mentor, pendidik, hingga tokoh masyarakat. Hal ini bertujuan untuk mengembangkan konten edukasi yang berkualitas, kreatif, dan berdampak.

Akademi Edukreator sendiri adalah program kolaborasi antara Kok Bisa, YouTube Learning, dan Senyawa+. Tahun ini, Akademi Edukreator mencatat lebih dari 4.000 pendaftar, dengan 568 kreator terpilih untuk mengikuti pelatihan intensif selama tiga bulan.

Program ini menjadi salah satu wadah pendidikan bagi para kreator untuk mengembangkan konten digital yang penuh edukasi. Para peserta berasal dari Aceh hingga Papua, dan bahkan sebagian besar peserta berasal dari luar kota besar.

Hal ini menunjukkan bahwa kesempatan menjadi kreator tidak hanya terbatas pada mereka yang berada di pusat kota, tetapi juga menjangkau daerah-daerah yang kurang terfasilitasi. YouTube menekankan bahwa pemerataan akses menjadi alasan penting di balik penyelenggaraan program ini.

“Kami ingin melahirkan lebih banyak kreator edukasi dari daerah. Justru mereka yang paling membutuhkan dukungan dan pelatihan untuk berkembang lebih pesat,” ungkap Suwandi Widjaja, Country Head YouTube Indonesia, dalam acara Akademi Edukreator 2025, di Wisma Habibie & Ainun, Jakarta, pada Jumat (26/9).

Sementara itu, Agatha Chelsea, penyanyi sekaligus kreator edukasi yang turut hadir di acara Akademi Edukreator, membagikan cerita bahwa awalnya ia sempat ragu membuat konten edukasi. Awalnya karena stigma yang membosankan. 

“Dari kecil orang bilang edukasi itu boring, nggak ada yang mau nonton. Tapi akhirnya aku sadar, jika lewat pendekatan yang fun kita bisa bikin orang tertarik untuk belajar. Aku pribadi suka mengaitkan edukasi dengan psikologi dan self-improvement, dan ternyata banyak yang suka,” katanya.

Selain mengundang para konten kreator yang sudah ahli, Akademi Edukreator juga mengajak akademisi untuk membagikan wawasan. Salah satu tokoh yang digandeng adalah Kak Seto. Baginya, edukasi digital juga harus berperan dalam pembentukan karakter bangsa.

“Semua anak pada dasarnya senang belajar, asal suasananya dibuat menyenangkan. Kreator perlu menanamkan nilai akhlak, kemandirian, gotong royong, kreativitas, dan berpikir kritis dalam kontennya,” ujarnya.

Kolaborasi menjadi inti dari program ini. Peserta tidak hanya belajar teknis membuat video, tetapi juga memahami audiens, strategi membangun tim, hingga menemukan tujuan personal di balik konten yang dibuat.

Para mentor menekankan pentingnya menggabungkan storytelling dengan ilmu pengetahuan agar konten edukasi lebih mudah dicerna penonton umum.

Melalui pendekatan kolaboratif ini, Akademi Edukreator berharap konten edukasi dapat tumbuh menjamur seperti halnya konten hiburan. Dengan demikian ruang digital bisa menjadi kelas yang mempertemukan banyak orang untuk belajar sekaligus berbagi.

“Konten edukasi adalah investasi jangka panjang. Kreator edukasi adalah guru bangsa non-formal yang membantu membentuk karakter generasi muda,” tutup Kak Seto.

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |