Tak Ambil Untung, PG Candi Baru Obral Stok Gula

3 hours ago 2
Tak Ambil Untung, PG Candi Baru Obral Stok Gula Sejumlah truk antre mengirim tebu ke PG Candi Baru.(MI/Heri Susetyo)

SEKITAR 8.000 ton gula lokal produksi Pabrik Gula (PG) Candi Baru di Kabupaten Sidoarjo yang awalnya menumpuk di gudang akibat tak terserap pasar, saat ini sudah laku terjual. Gula yang menumpuk di gudang tinggal sekitar 2.000 ton, dan itupun untuk persediaan antisipasi Natal dan Tahun Baru. 

"Kita jual tanpa mengambil untung, artinya asal sekadar kembali modal," kata HRD PG Candi Baru Yoga Aditomo, Rabu (10/9). 

Menurut Yoga, hal tersebut terpaksa dilakukan karena keterbatasan cashflow dari PG Candi Baru untuk membiayai pembelian tebu selanjutnya. Gula itu dijual dengan harga Rp14.502 per kilogram. Bahkan sebelumnya hanya dijual Rp14.500 per kilogram. 

"Ya dari situ buat kita sedikit sekali, tapi buat kita yang penting petani tebu untuk bagi hasilnya cepat jadi uang, sehingga modalnya bisa untuk menanam tebu periode 2025-2026," kata Yoga. 

Harga gula Rp14.500 per kilogram itu adalah patokan harga terendah yang ditetapkan pemerintah dalam hal ini Badan Pangan Nasional. Gula PG Candi Baru tersebut tidak dibeli oleh Danantara, melainkan dana sistem resi gudang yang pendanaannya dibantu Bank Jatim. 

Pemerintah sebelumnya turun tangan lewat Danantara, untuk membeli stok gula petani yang menumpuk di gudang PG. Namun ternyata Danantara hanya membeli gula di tujuh pabrik gula yang ada di Jatim. 

Masing-masing PG Assembagoes (Situbondo), PG Pradjekan (Bondowoso) PG Semboro (Jember), dan PG IGG (Glenmore, Banyuwangi). Selain itu PG Gempol Krep (Mojokerto) PG Ngadirejo (Kediri), dan PG Pesantren Baru (Kediri).

Yoga menambahkan, 2.000 ton gula yang tersisa di gudang digunakan untuk mengantisipasi lonjakan permintaan saat Natal dan Tahun Baru. Dia menyebut stok yang digunakan untuk mengantisipasi Nataru mencapai 4.000 ton. (E-2) 

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |