Jambore Kader Posyandu Bidang Kesehatan di Banjarmasin.(MI/Denny Susanto)
ANGKA stunting serta kematian ibu dan bayi di Provinsi Kalimantan Selatan masih tinggi. Peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) kader posyandu diharapkan mampu mengatasi berbagai permasalahan bidang kesehatan termasuk stunting serta kematian ibu dan kematian bayi.
Hal ini dikemukakan Plt Aisten I Bidang Pemerintahan Provinsi Kalsel, Muslim pada kegiatan Jambore Kader Posyandu Bidang Kesehatan di Banjarmasin. "Kita bersyukur Kalsel berhasil meraih penghargaan Tim Pembina Posyandu Terbaik tingkat Nasional 2025. Namun beberapa masalah kesehatan masih menjadi pekerjaan rumah kita bersama antara lain stunting serta kematian ibu dan bayi," tuturnya.
Tercatat angka stunting di Kalsel pada 2024 sebesar 23,9% dari jumlah balit dibanding rata-rata nasional 19,8%. Kabupaten Banjar menempati posisi teratas 32,3%, disusul Kabupaten Hulu Sungai Utara 27,6% dan Kota Banjarmasin 26,5%.
Sementara itu, angka kematian ibu dan bayi tercatat untuk periode Agustus 2025 ada 13 kasus kematian ibu, 73 kasus kematian bayi dan 79 kasus kematian balita. Angka kematian ibu mencapai 43 per 100 ribu kehamilan dan kematian bayi 3 per 100 kelahiran.
Karena itu, kata Muslim, yang juga mantan Kepala Dinas Kesehatan Kalsel, peran aktif kader posyandu hingga pelosok daerah diharapkan dapat mendukung pemerintah dalam meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat. Termasuk mengatasi kondisi permasalahan kesehatan seperti stunting serta kematian ibu dan bayi.
Hal senada diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel, Diadudin, Jumat (26/9). Dia mengatakan kegiatan jambore diselenggarakan sebagai bagian dari upaya pembinaan percepatan transformasi posyandu di Provinsi Kalimantan Selatan.
"Jambore bertujuan untuk meningkatkan wawasan, pengetahuan, dan keterampilan para kader posyandu dalam pengelolaan posyandu, sekaligus memberikan penghargaan atas prestasi para kader dalam pengelolaan posyandu," tuturnya.
Diakuinya tantangan mendasar di bidang kesehatan yang masih dihadapi adalah tingginya angka kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB), serta prevalensi balita dengan gizi kurang dan gizi buruk. Masalah tersebut membutuhkan keterlibatan berbagai pihak, termasuk kader PKK, posyandu, dan masyarakat secara umum untuk mengatasinya.
Di Kalsel tercatat ada 4.006 Posyandu yang aktif tersebar di 13 kabupaten/kota dengan jumlah kader Posyandu mencapai 26 ribu orang lebih. Jambore Kader Posyandu Bidang Kesehatan Kalsel berlangsung
23-25 September 2025 di Banjarmasin yang diisi berbagai kegiatan seperti lomba dan cerdas cermat antar Posyandu serta penyuluhan kesehatan dari Kementerian Kesehatan. (E-2)


















































