Studi Ungkap Isolasi Sosial Bisa Picu Gangguan Mental hingga Kematian

2 hours ago 2
Studi Ungkap Isolasi Sosial Bisa Picu Gangguan Mental hingga Kematian Ilustrasi, Isolasi sosial(freepik)

ISOLASI sosial adalah kondisi ketika seseorang menjauhkan diri dari interaksi sehat dengan orang-orang di sekitarnya, baik secara sadar maupun tidak. Kondisi ini bukan sekadar perasaan sepi, melainkan fenomena serius yang dapat berdampak langsung pada kesehatan mental.

Sebuah kajian terbaru yang dipublikasikan dalam Frontiers in Public Health menegaskan bahwa isolasi sosial berhubungan erat dengan peningkatan risiko gangguan psikologis.

Sebab Akibat Isolasi Sosial

Isolasi sosial terbukti dapat memicu stres, depresi, gangguan tidur, hingga penurunan fungsi kognitif. Dampak ini dialami oleh beragam kelompok, mulai dari pasien medis yang menjalani perawatan di rumah sakit, individu yang dikarantina saat pandemi, hingga kelompok masyarakat tertentu yang mengalami keterasingan sosial.

Menurut para peneliti, intensitas dan durasi isolasi menjadi faktor penting yang dapat memperburuk kondisi mental seseorang. Semakin lama seseorang terputus dari interaksi sosial, semakin tinggi pula risiko munculnya gangguan emosional.

Beberapa studi bahkan menemukan bahwa individu yang terisolasi dalam jangka panjang cenderung mengalami perubahan perilaku ekstrem, termasuk meningkatnya kecemasan dan mudah marah.

Investigasi yang dilakukan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) selama tiga tahun mencatat bahwa kesepian dan isolasi sosial berkontribusi terhadap sekitar 871.000 kematian di seluruh dunia setiap tahunnya.

Temuan ini menegaskan apabila isolasi sosial juga berimplikasi nyata pada tingkat harapan hidup manusia.

Selain itu, dampak isolasi tidak hanya dirasakan individu, tetapi juga memberi efek domino pada masyarakat. Misalnya, pasien yang mengalami depresi akibat isolasi cenderung kehilangan motivasi untuk berpartisipasi dalam aktivitas sosial, yang pada akhirnya turut menurunkan kualitas hidup keluarga maupun komunitas di sekitarnya.

Perlunya Langkah Pencegahan

Dari sisi kebijakan, penelitian ini menjadi pengingat penting bagi pemerintah dan lembaga kesehatan untuk lebih peduli terhadap aspek mental masyarakat.

Contohnya saat pandemi COVID-19 beberapa tahun lalu, aturan karantina memang berhasil menekan penyebaran penyakit, tetapi juga membuat masalah kesehatan mental meningkat.

Oleh karena itu, para ahli menyarankan agar setiap kebijakan isolasi di masa depan dibarengi dengan langkah pencegahan, misalnya melalui konseling online, terapi kelompok virtual, atau memanfaatkan teknologi komunikasi agar orang-orang tetap merasa terhubung.

Selain itu, kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan pasien dengan penyakit kronis juga memerlukan perhatian khusus. Mereka terbukti lebih sensitif terhadap dampak negatif isolasi dibandingkan kelompok usia produktif.

Edukasi mengenai literasi kesehatan mental pun menjadi kunci penting untuk meningkatkan kesadaran dan daya tahan masyarakat menghadapi tantangan psikologis.

Secara keseluruhan, temuan ini memperkuat pemahaman bahwa kesehatan mental tidak dapat dipisahkan dari interaksi sosial. Isolasi sosial yang berkepanjangan bukan hanya menimbulkan rasa sepi, tetapi juga berpotensi menimbulkan krisis psikologis. Maka dari itu, dibutuhkan pendekatan menyeluruh yang memperhatikan kesehatan mental sekaligus fisik dalam setiap kebijakan publik.

Sumber: PubMed, Health Policy Watch

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |