Ilustrasi.(THERAPEARL.COM)
                            TEROBOSAN baru penanganan penyakit retina muncul yakni penggunaan Faricimab untuk mencegah kebutaan permanen. Faricimab merupakan obat yang diberikan melalui suntikan. Obat ini untuk mengatasi gangguan penglihatan akibat degenerasi makula atau pembengkakan makula mata karena diabetes. Baru-baru ini, ada persetujuan indikasi baru Faricimab untuk Retinal Vein Occlusion (RVO), atau lebih dikenal dengan stroke mata yang merupakan salah satu penyebab kebutaan paling umum di Asia.
Ketua Vitreo-Retina Service dan Chief Medical Director di JEC Eye Hospitals & Clinics Dr. dr. Elvioza, SpM(K) mengatakan hasil studi SALWEEN yang dipublikasikan di Kongres Retina EURETINA di Paris pada September 2025.
“Pada Studi Salween ini, Faricimab dapat menghilangkan polip (regresi polip) 61% dan sekitar 83% interval injeksi bisa diperpanjang hingga tiga bulan atau lebih,” terang dia dalam Roche Retina Summit 2025, di Jakarta, kemarin.
Ia menjelaskan Degenerasi Makula terkait Usia (Age-related Macular Degeneration/AMD) dan Edema Makula Diabetik (Diabetic Macular Edema/DME), merupakan penyebab utama gangguan penglihatan dan kebutaan di seluruh dunia. Penyakit progresif ini, ujarnya, tidak hanya menurunkan kualitas hidup pasien tetapi juga menambah beban sosial-ekonomi yang signifikan.
Gangguan penglihatan menjadi perhatian serius di Indonesia, di mana diperkirakan 5 hingga 6 juta orang mengalaminya. Kementerian Kesehatan RI telah menetapkan target untuk menurunkan gangguan penglihatan akibat retinopati diabetik (penyebab DME) sebesar 25% pada 2030.
Spesialis Bedah Retina dari Universitas Nasional Uveitis Singapura, dr. Yuen Yew Sen menyoroti dampak signifikan Faricimab bagi pasien RVO atau stroke mata.
“Penanganan dini sangat penting untuk penyumbatan stroke mata,” kata Dr. Yuen. “Menunda pengobatan dapat mengakibatkan kerusakan penglihatan yang permanen, atau perbaikan tajam penglihatan yang tidak optimal meskipun bengkaknya akhirnya sembuh," ucap dia.
Dr. Yuen menuturkan obat itu efektif untuk memperbaiki penglihatan dan mengurangi bengkak di retina, sekaligus berpotensi mengurangi frekuensi suntikan mata dalam jangka panjang. Pada kesempatan yang sama, Presiden Direktur Roche Indonesia mengatakan dengan data Faricimab terbaru, pihaknya tidak hanya berbagi inovasi ilmiah terdepan, tetapi juga menegaskan komitmen dalam mentransformasi standar perawatan retina. (H-4)


















































