Cahaya putih cahaya zodiak terlihat di langit malam dekat Hajnáčka, Slowakia selatan.(Péter Komka/EPA)
MINGGU ini, para pengamat bintang di seluruh dunia mendapat kesempatan langka untuk menyaksikan Cahaya Zodiak (zodiacal light). Sebuah fenomena langit yang subtil namun memukau.
Fenomena ini muncul sebagai kilauan redup berbentuk kerucut, yang meregang secara diagonal di sepanjang ekliptika (jalur orbit planet-planet di tata surya).
Cahaya zodiak sering kali disebut sebagai "fajar palsu" atau "senja palsu" karena penampilannya yang menyerupai cahaya pra-fajar. Namun, bagi pengamat yang sabar dan berada di lokasi gelap, pemandangan ini adalah pengingat visual akan materi yang membentuk tata surya kita.
Rahasia Kilauan Kosmik: Debu Antarplanet
Secara ilmiah, cahaya zodiak adalah kilauan lembut yang tercipta ketika sinar matahari dihamburkan oleh awan debu masif yang mengelilingi Matahari. Awan debu ini, yang dikenal sebagai Awan Debu Antarplanet (Interplanetary Dust Cloud), berbentuk seperti lensa atau pancake pipih yang sejajar dengan bidang ekliptika.
Dari mana debu ini berasal? Para ilmuwan meyakini mayoritas partikel debu mikroskopis merupakan sisa-sisa dari komet yang menguap saat mendekati Matahari dan fragmen-fragmen hasil tabrakan asteroid di sabuk utama.
Seiring waktu, partikel-partikel ini menyebar dan terperangkap oleh gravitasi Matahari, membentuk struktur yang memancarkan cahaya zodiak saat tersinari.
Piramida Kosmik: Mengapa Cahaya Terlihat Segitiga?
Cahaya zodiak terlihat dari Bumi sebagai cahaya berbentuk segitiga (triangular) yang samar, meregang ke atas dari cakrawala. Bentuk ini adalah representasi visual dari awan debu berbentuk lensa tersebut. Awan paling padat berada di dekat Matahari (atau cakrawala saat fajar/senja), dan menipis seiring menjauhi pusat tata surya.
Waktu terbaik untuk mengamati fenomena ini adalah pada minggu-minggu di sekitar ekuinoks (titik balik matahari), yaitu pada musim semi (Maret/April) dan musim gugur (September/Oktober).
Hal ini karena pada periode tersebut, bidang orbit tata surya (ekliptika) berada pada sudut paling curam relatif terhadap cakrawala setelah senja atau sebelum fajar. Sudut yang curam ini memungkinkan cahaya zodiak meregang lebih tinggi ke langit, jauh dari polusi cahaya dan kabut cakrawala, sehingga lebih mudah dilihat.
Panduan Pengamatan: Menemukan Fajar Palsu
Mengingat Cahaya Zodiak adalah salah satu fenomena langit paling redup, keberhasilan pengamatan sangat bergantung pada lokasi yang tepat dan waktu yang ideal.
Untuk Pengamat di Belahan Bumi Utara: Fajar
Bagi pengamat di Belahan Bumi Utara, Cahaya Zodiak paling baik dicari di timur sebelum Matahari terbit, terutama pada ekuinoks musim gugur (seperti minggu ini).
- Lokasi: Sangat penting untuk memilih situs paling gelap yang dapat Anda jangkau, bebas dari polusi cahaya kota. Pastikan pandangan Anda ke cakrawala timur benar-benar jernih.
- Waktu: Cahaya harus diamati sekitar satu jam sebelum fajar astronomis. Ini berarti pengamatan perlu dimulai sekitar pukul 4 pagi waktu lokal (mengacu pada waktu yang diberikan, yaitu sekitar pukul 4 pagi waktu UK/setempat).
- Identifikasi: Untuk membantu mengidentifikasi area kemunculannya, para pengamat dapat mencari gugus bintang seperti Leo dan Cancer. Cahaya redup ini akan segera muncul memanjang ke atas melalui rasi-rasi bintang tersebut.
Kilauan ini mungkin sangat menyerupai cahaya fajar yang sesungguhnya. Namun, karakteristiknya yang berbentuk irisan atau segitiga dan posisinya yang sejajar dengan ekliptika (bukan menyebar merata seperti fajar) menjadi pembeda utamanya.
Pengamat di Belahan Bumi Selatan: Senja
Situasi berbalik bagi pengamat di Belahan Bumi Selatan.
- Waktu: Cahaya zodiak diamati sekitar satu jam setelah Matahari terbenam.
- Lokasi: Cari kilauan tersebut meregang ke atas dari cakrawala barat setelah senja.
- Identifikasi: Cahaya yang meruncing ini akan memanjang ke atas melalui rasi bintang seperti Virgo dan Libra.
Fenomena ini mengingatkan kita bahwa tata surya bukanlah ruang kosong, melainkan dipenuhi dengan sisa-sisa kosmik yang, ketika disinari Matahari, menciptakan pemandangan yang indah dan kuno.
(The Guardian/Z-2)


















































