Soal Bahasa Portugis di Sekolah, BRIN: Bahasa Lain Sudah Berkembang

3 hours ago 3
 Bahasa Lain Sudah Berkembang  Presiden Prabowo Subianto (atas).(Dok. Antara)

KEPALA Pusat Riset Preservasi Bahasa dan Sastra, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Obing Katubi, mengatakan, arahan Presiden Prabowo Subianto untuk menghadirkan bahasa Portugis di sekolah adalah hal memungkinkan dilakukan. Salah satunya karena bahasa-bahasa internasional lain dianggap sudah berkembang di Indonesia.

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto mengatakan bahwa bahasa Portugis akan dijadikan bahasa prioritas di Indonesia. Menteri Luar Negeri sendiri sudah menjelaskan dijadikannya bahasa Portugis sebagai pelajaran prioritas karena terkait hubungan antara Indonesia dan Brasil.

Bahasa Inggris, kata Obing, bahkan sudah menjadi pelajaran wajib sejak beberapa puluhan tahun lamanya mulai tingkat SMP. Bahkan, akan menjadi pelajaran wajib di SD dalam waktu dekat. Bahasa Mandarin sudah banyak yang menguasai dan banyak tempat kursus bahasa Mandarin.

Bahasa Arab, karena mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim, dianggap sudah berkembang di Indonesia. Bahasa Prancis sejak puluhan tahun lalu dikembangkan secara masif oleh Pusat Kebudayaan Prancis di Indonesia. Sementara itu, bahasa Spanyol juga sudah dikembangkan pembelajarannya di Indonesia.

“Hal yang menjadi pertanyaan adalah mulai di jenjang apa pelajaran bahasa Portugis ini akan diajarkan? Menjadi pelajaran wajib atau mata pelajaran pilihan? Jika menjadi pelajaran wajib, bagaimana mengatur jam pelajaran? Jika menjadi pelajaran pilihan, apakah memungkinkan hal itu dilakukan di jenjang SMP dan SMA? Mulai kapan hal itu akan diberlakukan?,” kata Obing.

“Tentu saja, untuk menjadikan bahasa Portugis sebagai pelajaran di sekolah juga perlu persiapan matang, di antaranya adalah kurikulum bahasa Portugis dengan pengembangan silabusnya, buku ajar yang memenuhi standar pendidikan bahasa, guru-guru profesional yang akan mengajarkan dan apakah mencukupi untuk sekolah-sekolah di seluruh Indonesia dalam waktu dekat ini, dan sebagainya. Artinya, perlu persiapan matang untuk mewujudkan gagasan tersebut,” sambungnya.

Meskipun demikian, menurut Obing, jangan melupakan pelajaran bahasa daerah, bahasa Indonesia, dan juga bahasa Inggris sebagai dasar penguasaan keterampilan berbahasa di tingkat lokal, nasional, dan global.

Menurutnya, saat ini harus dipikirkan bagaimana caranya kurikulum pendidikan Indonesia itu tidak terlalu banyak mata pelajaran yang membebani siswa.

“Kita harus memikirkan berbagai skema antara lain ekstra kurikuler yang isinya adalah edukasi bencana dan life skill. Seringkali banyak kita dengar bahwa semua hal ingin dimasukkan dalam kurikulum pendidikan. Padahal, waktu di sekolah itu terbatas,” urainya.

Usulan menjadikan bahasa Portugis sebagai pelajaran prioritas dalam pendidikan di Indonesia, menurut Obing, merupakan bagian dari diplomasi Indonesia melalui diplomasi budaya untuk membuka pintu terbesar ekonomi di Amerika Selatan, terutama Brasil dan juga di negara-negara Benua Afrika yang menggunakan bahasa Portugis sebagai bahasa resmi agar peluang kerja sama menjadi lebih mudah.

“Tentu kita juga berharap agar bahasa Indonesia juga diajarkan di berbagai negara tersebut karena bahasa Indonesia juga sudah diakui sebagai bahasa resmi persidangan UNESCO. Dengan begitu, ada timbal balik diplomasi budaya melalui pengajaran bahasa,” pungkas Obing. (H-3)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |