
SEBUAH sistem peringatan dini gempa bumi yang sedang dikembangkan dapat memberikan waktu berharga bagi masyarakat Alaska untuk bersiap sebelum guncangan kuat terjadi.
Analisis terbaru menunjukkan bahwa dalam skenario tertentu, beberapa wilayah bahkan bisa mendapatkan peringatan hingga 50 detik sebelum gempa besar melanda.
Peringatan 10-50 Detik Sebelum Guncangan
Berdasarkan pemodelan yang dilakukan oleh Alex Fozkos, peneliti dari Pusat Gempa Alaska di Universitas Alaska Fairbanks (UAF), sistem ini dapat mengirimkan peringatan lebih awal tergantung pada jarak dari pusat gempa. Misalnya:
- Sand Point (55 mil dari pusat gempa): 10 detik peringatan.
- King Cove (lebih jauh dari Sand Point): 20 detik peringatan.
- Chignik (140 mil dari pusat gempa): 50 detik peringatan.
Analisis ini didasarkan pada simulasi gempa berskala 7,3 yang terjadi di selatan Sand Point pada pertengahan Juli lalu.
Meski masih bersifat hipotetis, temuan ini memberikan gambaran nyata tentang manfaat sistem peringatan dini bagi Alaska.
Fozkos dan West mendefinisikan waktu peringatan sebagai perbedaan waktu antara saat seseorang menerima peringatan dan kedatangan gerakan tanah puncak.
Dalam skenario makalah penelitian untuk pantai Selatan Tengah dan Tenggara, Fozkos mensimulasikan gempa bumi berkekuatan 8,3 yang menghasilkan intensitas getaran antara 7 hingga 8.
Getaran pada tingkat tersebut dapat menyebabkan kerusakan sedang hingga berat pada bangunan dan akan sangat terasa.
Bagaimana Sistem Ini Bekerja?
Sistem peringatan dini gempa bumi memanfaatkan jaringan sensor seismik untuk mendeteksi gelombang primer (P)—gelombang cepat yang muncul pertama kali saat gempa terjadi.
Setelah mendeteksi, sistem akan menghitung lokasi dan kekuatan gempa, lalu mengirimkan peringatan sebelum datangnya gelombang sekunder (S) yang lebih merusak.
"Mempunyai banyak stasiun sensor di suatu area berarti gempa bumi dapat terdeteksi lebih cepat dan peringatan dapat dikeluarkan lebih cepat" jelas Fozkos.
Fase Awal ShakeAlert di Alaska
Sistem ini mirip dengan ShakeAlert, yang sudah beroperasi di California, Oregon, dan Washington.
Jika didanai, tahap awal implementasinya di Alaska akan fokus pada wilayah dengan populasi padat, seperti, Anchorage, Fairbanks, Kodiak, dan Prince William Sound.
Rencananya, akan dibangun 450 stasiun seismik real-time, terdiri dari 20 stasiun yang sudah ada, 270 stasiun baru, dan 160 stasiun yang ditingkatkan.
Profesor riset Michael West, direktur Pusat Gempa Bumi Alaska dan seismolog negara bagian, adalah salah satu penulis bersama.
Penelitian Fozkos, yang dipublikasikan dalam Bulletin of the Seismological Society of America pada 5 Agustus, menjadi landasan penting untuk meyakinkan pemerintah dan masyarakat tentang manfaat sistem ini.
"Ini membuka jalan untuk menunjukkan kepada pemangku kepentingan potensial bagaimana sistem peringatan dini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat Alaska dan mengapa mereka perlu memperhatikannya," kata Fozkos, yang melakukan penelitian tersebut di Institut Geofisika UAF saat ia menjadi mahasiswa pascasarjana.
Pendanaan dan implementasi penuh sistem ini akan menentukan seberapa cepat Alaska bisa memiliki perlindungan lebih baik terhadap ancaman gempa di masa depan. (Sciencedaily/Z-1)