Serangan Israel Hancurkan Gedung-gedung UNRWA di Gaza

3 hours ago 3
Serangan Israel Hancurkan Gedung-gedung UNRWA di Gaza Ilustrasi.(AFP/BASHAR TALEB)

BADAN PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) melaporkan bahwa serangan Israel selama empat hari terakhir telah menghancurkan 10 gedung milik lembaga tersebut di Kota Gaza. Di antaranya terdapat tujuh sekolah dan dua klinik yang selama ini digunakan sebagai tempat penampungan ribuan warga Palestina.

Komisaris Jenderal UNRWA Philippe Lazzarini menyampaikan kondisi tersebut pada Minggu (15/9). 

"Tidak ada tempat yang aman di Gaza. Tidak ada seorang pun yang aman. Serangan udara di Kota Gaza dan wilayah utara semakin intensif. Semakin banyak orang terpaksa pergi, bingung dan tidak yakin, menuju ke tempat yang tidak diketahui," tulisnya melalui platform X seperti dikutip Anadolu, Senin (15/9).

Layanan Kesehatan Lumpuh

Lazzarini menegaskan UNRWA terpaksa menghentikan perawatan medis di Kamp Pengungsi Al-Shati. 

"Kami terpaksa menghentikan layanan kesehatan di Kamp Pantai (Al-Shati), satu-satunya layanan kesehatan yang tersedia di utara Wadi Gaza. Layanan air dan sanitasi vital kami kini hanya setengah kapasitas," sebutnya.

Meski demikian, ia menyebut sekitar 11.000 staf UNRWA tetap berkomitmen memberikan pelayanan di wilayah lain Gaza utara dan di seluruh Jalur Gaza. 

Ia menyebut keteguhan para pekerja sebagai upaya luar biasa untuk melayani masyarakat dalam kondisi yang tidak manusiawi.

"Berapa lama lagi sampai tindakan diambil untuk mencapai gencatan senjata?" tulis Lazzarini menutup pernyataannya.

Korban Sipil Terus Bertambah

Militer Israel dikabarkan menargetkan gedung-gedung tinggi di Kota Gaza dalam rangka operasi pendudukan. Penduduk diperintahkan pindah ke selatan menuju Al-Mawasi, Khan Younis, yang disebut sebagai zona kemanusiaan yang aman.

Namun kawasan itu sendiri telah lebih dari 100 kali menjadi sasaran tembakan, menewaskan ratusan warga sipil.

Kantor Media Pemerintah Gaza melaporkan sejak 11 Agustus, sedikitnya 1.600 menara dan bangunan tempat tinggal telah hancur akibat serangan Israel. 

Selain itu, lebih dari 13.000 tenda rusak, menyebabkan lebih dari 100.000 warga harus mengungsi.

Mayoritas penduduk kini memadati permukiman di bagian barat Kota Gaza, meski wilayah itu terus dibombardir sejak Jumat lalu.

Krisis Kemanusiaan

Data otoritas setempat mencatat, sejak Oktober 2023, serangan Israel telah menewaskan hampir 65.000 warga Palestina. Sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak. Agresi ini membuat Gaza hancur, dengan kondisi kelaparan dan penyebaran penyakit yang semakin parah.

Israel saat ini tengah menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional terkait perang yang dilancarkannya di Gaza. (I-3)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |