Serangan Hama Penggerek Batang Padi Kuning Bisa Rugikan Panen hingga 30%

3 hours ago 1
 Serangan Hama Penggerek Batang Padi Kuning Bisa Rugikan Panen hingga 30% Ilustrasi(ANTARA/Harviyan Perdana Putra)

PENGGEREK batang padi kuning menjadi salah satu ancaman serius hasil panen padi petani di Indonesia. Serangan hama penggerek batang padi kuning bahkan bisa mengakibatkan kehilangan hasil panen hingga 30% jika tidak dikendalikan secara efektif pada waktu yang tepat.

Bahkan serangan pada fase generatif dapat membuat petani kehilangan hasil hingga 95%. Serangan hama ini tak cuma menurunkan produktivitas, tapi juga dapat mengakibatkan kerugian finansial hingga jutaan rupiah per hektare.

Merespons hal itu, Syngenta Indonesia memperkenalkan inovasi terbaru Incipio® 200 SC sebagai solusi mengatasi penggerek batang padi kuning. Insektisida ini menggunakan teknologi Plinazolin® guna melindungi padi dari serangan penggerek batang agar petani dapat memaksimalkan hasil panen mereka.

"Inovasi ini hadir setelah melalui riset panjang, termasuk lebih dari 10 ribu uji lapangan dan 100 uji laboratorium hingga ditemukan formula terbaik," kata Marketing Head Syngenta Indonesia Suhendro.

Dia menjelaskan dengan produk ini memiliki tiga keunggulan yakni memiliki kendali superior pada penggerek batang padi, perlindungan lebih lama hingga 14-21 hari, dan memberikan anakan lebih sehat. Ini secara langsung bakal berkontribusi pada peningkatan produktivitas dan hasil panen yang lebih optimal bagi petani.

"Teknologi ini punya cara kerja istimewa. Bahan aktif bekerja dengan mengganggu sistem saraf serangga. Akibatnya, hama pada stadia larva akan lumpuh, tidak bisa makan, dan akhirnya mati," terang dia.

Keunggulan lain, lanjut dia, terletak pada formulasi. Setelah larutan menempel pada permukaan daun menguap, akan membentuk kristal yang bisa menempel dengan kuat pada permukaan daun, tidak mudah hilang saat kena serta tetap efektif meski terpapar sinar matahari. Berdasarkan berbagai pengujian, petani yang mengaplikasikan produk ini terbukti bisa mendapatkan hasil lebih baik, dengan peningkatan 5-8 anakan setiap rumpun daripada insektisida sejenis lainnya.

Menurut Suhendro, jika petani tidak menggunakan teknologi ini berisiko kehilangan hasil panen hingga 1,7 ton untuk setiap hektare, yang bila dikonversikan ke nilai rupiah setara dengan kerugian Rp7,6 juta. “Dengan semua keunggulan itu, dalam waktu kurang dari setahun produk ini memimpin pasar insektisida tanaman padi di Indonesia. Ini hasil kerja keras tim Syngenta, distributor dan retailer mitra kami, dan tentunya kepercayaan para petani. Kepercayaan ini jadi motivasi bagi kami untuk terus berinovasi demi kemajuan pertanian Indonesia," tuturnya.

Berkat solusi inovatif bagi sektor pertanian itu, Syngenta Indonesia bahkan memperoleh penghargaan Top Innovation Choice Award 2024 untuk inovasi Incipio® 200 SC dari Infobrand.id dan Tras N Co Indonesia, di Karawang, Jawa Barat. Lebih dari 50 petani muda dari komunitas GenAgri (Generasi Petani Muda untuk Negeri) turut hadir menyaksikan acara itu.

"Penghargaan ini makin memotivasi kami terus berinovasi menghadirkan teknologi perlindungan tanaman yang lebih baik, memberi manfaat nyata bagi petani, dan mendukung ketahanan pangan nasional," tutup Suhendro.
CEO Infobrand.id Susilowati Ningsih mengatakan penghargaan ini adalah hasil penilaian mendalam pada tiga parameter utama yaitu, innovation idea aspect (25%), innovation advantage aspect (50%), dan innovation differentiation aspect (25%).

"Inovasi ini terbukti menjadi pilihan konsumen karena mampu mengendalikan hama penggerek batang padi kuning di fase vegetatif dan generatif. Prestasi ini jadi bukti nyata inovasi dapat berdampak langsung bagi petani,” pungkas Susilowati. (H-2)
 

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |