Rock Climbing Festival Harau 2025, Yenny Wahid Ajak Generasi Muda Cintai Alam

1 month ago 30
Rock Climbing Festival Harau 2025, Yenny Wahid Ajak Generasi Muda Cintai Alam (MI/Rahmatul Fajri)

Rock Climbing Festival 2025 resmi dibuka di Lembah Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat, Rabu (1/10/2025). Acara ini menjadi momentum penting kebangkitan olahraga panjat tebing sekaligus sejarah baru bagi Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) yang untuk pertama kalinya menggelar festival berskala nasional di kawasan wisata alam unggulan Sumatera Barat tersebut.

Ketua Umum PP FPTI Yenny Wahid mengatakan Lembah Harau memiliki tempat yang istimewa dalam perjalanan olahraga panjat tebing Indonesia. Pasalnya, tebing yang menjulang di kawasan tersebut bukan hanya indah, melainkan juga menyimpan sejarah panjang pemanjatan yang membentuk tradisi olahraga tersebut.

“Sungguh saya merasa bahagia dan bangga bisa berada di tebing Lembah Harau yang menjadi surga bagi para pemanjat,” ujar Yenny, melalui keterangannya, Jumat (3/10).

Lebih lanjut, Yenny menyebut penyelenggaraan Rock Climbing Festival Harau 2025 merupakan cita-cita lama FPTI yang akhirnya terwujud. Tujuan utama kegiatan ini, kata dia, bukan hanya mempertemukan para pemanjat, tetapi juga menumbuhkan kecintaan generasi muda terhadap alam sekaligus menjaga kelestariannya.

“Festival ini adalah yang pertama, tapi tidak boleh menjadi yang terakhir. Kita ingin menjadikannya agenda tahunan agar olahraga panjat tebing makin berkembang sekaligus menjadi cara kita menjaga rahim bumi. Tentu saya juga berterima kasih atas dukungan dari Tumbuh Institute, Polda Riau, tiketcom, CoTrek Adventure, Bank Nagari, dan Abalaba Climbing Walls yang ikut mewujudkan festival ini,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Bidang Panjat Tebing Alam dan Rekreasi FPTI Robertus Robet, menekankan pentingnya menjunjung nilai-nilai moral dalam olahraga. Menurutnya, sportivitas dan kejujuran merupakan fondasi utama agar olahraga selalu menjadi ruang pembelajaran yang sehat.

“Olahraga mengandalkan sportivitas dan kejujuran, itu basis moralnya. Segala bentuk kekerasan atau pemaksaan justru bertentangan dengan metode maupun cita-cita olahraga apa pun,” ucap Robet.

Festival yang berlangsung hingga 4 Oktober ini diikuti lebih dari 180 peserta dari berbagai provinsi di Sumatera, serta dari Jawa, Bali, dan Kalimantan Selatan. Selama empat hari, peserta tidak hanya mengikuti ajang pemanjatan, tetapi juga pelatihan vertical rescue, simulasi penanganan korban di medan terjal, hingga talkshow bersama budayawan. Serta melakukan penanaman pohon.

Rock Climbing Festival Harau 2025 diharapkan menjadi titik temu komunitas panjat tebing nasional, memperkuat sinergi antara penggiat alam, atlet, dan pengurus daerah FPTI dalam mengembangkan olahraga sekaligus menjaga kelestarian alam.(H-1)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |