
Rabithah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI-NU), yang merupakan salah satu lembaga di bawah naungan NU, memberikan dukungannya terhadap Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang kini tengah digaungkan oleh pemerintahan Presiden Prabowo. Kendati demikian dalam proses penyajiannya, RMI-NU menemukan kandungan tidak halal dalam food tray atau wadah makanan impor dari Tiongkok yang digunakan.
RMI-NU menemukan bahwa Food Tray impor asal Chaoshan, Tiongkok, terdapat pelumas yang mengandung minyak babi pada saat proses pencetakan Food Tray tersebut. Maka dari itu, RMI-NU melakukan deklarasi penolakan terhadap food tray impor tersebut.
Kecurigaan pelumas minyak babi yang terdapat pada food tray, diperoleh oleh Wakil Sekretaris RMI-NU DKI, Ustaz Wafa Riansah ketika mengunjungi pabrikan food tray di Tiongkok. Kemudian, sampel tersebut di bawa ke Tanah Air untuk dilakukan tes laboratorium.
“Sampel pelumas yang kami bawa dari Tiongkok untuk di tes di Indonesia. Tetapi tidak ada yang memiliki alat tes tersebut. Kemudian kami bawa kembali ke Tiongkok untuk di tes, dan kemudian hasilnya ada kandungan minyak babi. Hasil tesnya sudah kami laporkan kepada beberapa pihak berwenang. Tetapi sampai saat ini belum mendapat respons,” ungkapnya dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (17/9).
Sementara itu, Ketua RMI-NU DKI, Ramhad Zailani, mengatakan, di Indonesia yang merupakan negara dengan penduduk mayoritas beragama Islam, produk halal adalah sebuah kawajiban. Dia berharap hal ini bisa dibenahi oleh pemerintah agar MBG bisa menjadi program yang bagus baik secara sosial maupun syariat.
“Ini bukan mengenai persaingan bisnis lokal dengan importir. Namun, yang kami permasalahkan adalah kualitas produk food tray yang sekarang digunakan, dimana kami menemukan bahwa produk tersebut ternyata tidak halal karena adanya kandungan minyak babi dan produk tersebut ternyata juga tidak memenuhi standar food grade atau tidak Toyib,” kata Ramhad.
Rahmad mengaku akan terus memperjuangkan masalah kehalalan food tray pada program MBG ini hingga tuntas. Ia berharap sebagai tindakan pencegahan, pemerintah bisa melakukan moratorium atau penghentian sementara impor food tray dari Tiongkok sampai masalah ini terang benderang.
“Karena ini sangat menyangkut kemaslahatan dari konsumen, terutama anak-anak yang mengkonsumsi makanan dari food tray yang bukan hanya tidak halal, tapi juga tidak food grade. Besok kami akan melakukan audiensi dengan Kemendag dan akan kami sampaikan harapan kami ini,” pungkas Rahmad. (H-1)