
GELOMBANG unjuk rasa yang telah berlangsung sejak minggu lalu di Nepal, berubah menjadi kericuhan pada Selasa (9/9). Di Ibu Kota Kathmandu, Gedung Parlemen dan rumah Perdana Menteri Nepal dibakar. Sedikitnya 22 orang tewas dalam kerusuhan yang disebut paling berdarah dalam satu dekade ini.
Berikut rentetan peristiwa kerusuhan Nepal:
- Protes Dimotori Gen-Z
Gelombang protes yang terjadi di Nepal dimotori oleh Gen-Z yang merasa frustasi dengan korupsi dan tata pemerintahan yang buruk di negara itu. Protes mereka semakin menjadi setelah pemerintah memblokir 26 platform media sosial, termasuk Facebook dan Youtube. Hal itu dianggap sebagai pembungkaman masyarakat.
- Parlemen dan Rumah Pejabat Dibakar
Meski pada Selasa (9/9), Pemerintah Nepal mencabut blokir medsos itu, kemarahan masyarakat terlanjut pecah. Menurut laporan Al Jazeera, Rabu (10/9), para pengunjuk rasa membakar gedung pemerintah dan rumah sejumlah tokoh politik. Saksi mata menyebut massa juga menyalakan api dengan ban bekas, melempari bangunan dengan batu, serta menghancurkan rumah para politisi. Kekacauan memuncak ketika kompleks pemerintahan Singha Durbar, yang menjadi pusat parlemen dan kementerian utama, dilalap api.
- Menteri Diserang, Helikopter Militer Dikerahkan
Media lokal melaporkan militer harus menurunkan helikopter untuk mengevakuasi menteri-menteri yang rumahnya dikepung massa. Di kompleks kediaman Perdana Menteri Khadga Prasad Sharma Oli, dua bangunan juga dibakar massa.
Bahkan, rumah mantan mantan Perdana Menteri Sher Bahadur Deuba, istrinya yang juga Menteri Luar Negeri Arzu Rana, juga diserang. Menteri Keuangan Bishnu Paudel diserang massa. Dalam video lain, Bishnu Paudel tampak berlari di jalan untuk menyelamatkan diri.
- Perdana Menteri Mundur
Perdana Menteri Nepal Khadga Prasad Sharma Oli yang kini berada di periode ke-4 jabatannya akhirnya menyatakan mundur. Pernyataan itu disampaikan melalui surat kepada President Ramchandra Paudel.
- Aktivitas Bandara Terganggu
Meski Bandara Kathmandu tetap beroperasi, sejumlah penerbangan terpaksa dibatalkan karena asap dari kebakaran mengganggu jarak pandang. Hal ini dikonfirmasi oleh juru bicara bandara Rinji Sherpa.
- Kecaman Internasional
Kepala HAM PBB, Volker Turk menyatakan keterkejutannya atas pecahnya kekerasan ini dan menyerukan dilakukannya dialog. Organisasi Reporters Without Borders (RSF) juga melaporkan bahwa kantor pusat Kantipur Media Group ikut dibakar, sambil meminta massa untuk tidak menyasar jurnalis. (M-1)