Ilustrasi pembobolan rekening dormant.(Dok. Freepik)
PENGAMAT perbankan dan praktisi sistem pembayaran Arianto Muditomo turut menyampaikan pendapatnya terkait dengan sindikat pembobol rekening bank yang tidak aktif rekening dormant senilai Rp204 miliar pada bank di Jawa Barat.
Ia menegaskan bahwa secara umum, rekening dormant atau rekening pasif memiliki risiko tinggi untuk disalahgunakan apabila tidak diawasi secara ketat.
"Oleh karena itu, perbankan perlu menerapkan sistem keamanan berlapis yang mencakup penguncian otomatis rekening dormant, otorisasi berjenjang untuk setiap reaktivasi atau transaksi, serta pencatatan audit trail yang tidak dapat dimanipulasi," ucap Arianto saat dihubungi, Jumat (26/9).
Selain itu, Arianto menilai bahwa penggunaan sistem deteksi fraud berbasis analitik dan pemantauan real time akan membantu mengidentifikasi pola transaksi mencurigakan sejak dini.
Di samping aspek teknologi, ia mengatakan bahwa penguatan tata kelola internal juga menjadi kunci. Bank, sambung dia, perlu menetapkan kebijakan jelas terkait pengelolaan rekening dormant, melakukan rotasi pegawai untuk mengurangi potensi kolusi, serta memastikan adanya pengawasan berkala dari unit kepatuhan dan audit internal.
"Kombinasi antara kontrol teknologi, kebijakan operasional yang disiplin, dan kepatuhan terhadap regulasi otoritas akan memberikan perlindungan optimal terhadap dana nasabah pada rekening dormant," pungkas Arianto. (H-3)


















































