Reinhard Marx dan Masa Depan Gereja Katolik: Reformis Senior dalam Sorotan Konklaf

8 hours ago 4
 Reformis Senior dalam Sorotan Konklaf Kardinal Reinhard Marx kembali menjadi sorotan dalam konklaf pemilihan Paus baru. Dikenal sebagai tokoh reformis, ia membawa visi perubahan dalam isu keuangan Gereja dan penerimaan sosial.(BBC)

SEIRING digelarnya konklaf untuk memilih Paus baru, nama Kardinal Reinhard Marx kembali mencuat sebagai salah satu tokoh senior yang memiliki pengaruh signifikan dalam membentuk masa depan Gereja Katolik. Di usianya ke-71 tahun, Uskup Agung München dan Freising ini menjadi figure sentral dalam diskursus reformasi Gereja, terutama terkait masalah keuangan dan isu sosial yang relevan.

Sejak awal masa kepausan Fransiskus, Marx dikenal sebagai suara reformis yang konsisten. Ia diangkat menjadi salah satu dari delapan kardinal pertama yang dipilih oleh Paus Fransiskus tahun 2013 untuk berperan sebagai penasihat dalam Dewan Kardinal, lembaga tertinggi yang membantu Paus dalam urusan strategis Gereja. Selain itu, marx juga pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Keuangan Vatikan dan memainkan peran kunci dalam upaya memperbaiki sistem keuangan Gereja dari praktik-praktik lama yang tertutup.

Namun, perjalanan Karidinal Marx tidak selalu lancar. Pada 2021, ia mengejutkan komunitas Katolik dengan mengajukan pengunduran diri kepada Paus sebagai bentuk pertanggungjawaban moral terkait penanganan kasus pelecehan seksual dalam Gereja Jerman. Paus menolak pengunduran dirinya, menyebut tindakan tersebut sebagai “tindakan berani dan kristiani,” dan meminta Marx untuk melanjutkan pelayanannya. 

Dua tahun setelahnya, Marx tidak lagi terlibat dalam Dewan Kardinal, perubahan yang oleh BBC News dianggap sebagai tanda penurunan pengaruhnya di struktur kepausan. Meskipun demikian, di mata banyak umat dan pengamat, ia masih dipandang sebagai sosok visioner dengan pendekatan terbuka. Secara terbuka ia mendukung perlakuan yang lebih manusiawi terhadap kaum homoseksual dan transgender dalam konteks ajaran Katolik.

Saat spekulasi mengenai konklaf mendatang meningkat, posisi Marx kembali menjadi fokus perhatian. Walaupun kemungkinan besar ia tidak akan menjadi kandidat utama karena faktor usia dan sikap reformisnya yang sering memicu kontroversi di kalangan konservatif, kehadirannya dalam pemilihan tetap dianggap sangat penting. Ia mewakili blok Eropa progresif yang mendorong Gereja untuk lebih adaptif terhadap dinamika dunia modern.

Sebagai Uskup Agung di München keuskupan bersejarah yang pernah dipimpin oleh Paus Benediktus XVI. Reinhard Marx memadukan otoritas teologis, pengalaman manajerial, dan kepedulian terhadap isu-isu sosial. (BBC/Catholic news agency/Z-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |