Rehabilitasi Selesai, Sekolah Rakyat Si Jalak Harupat Tampung 150 Siswa

7 hours ago 1
Rehabilitasi Selesai, Sekolah Rakyat Si Jalak Harupat Tampung 150 Siswa Sekolah Rakyat Terintegrasi Si Jalak Harupat(MI/Naufal Zuhdi)

Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto terus melakukan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) melalui program Sekolah Rakyat (SR) yang dirancang khusus untuk anak-anak dari keluarga prasejahtera. Salah satu langkah konkret yang dilakukan adalah dengan menyelesaikan rehabilitasi Sekolah Rakyat Terintegrasi (SRT) 16 Kompleks Si Jalak Harupat, Jawa Barat.

"Itu keterlibatan kami melakukan rehabilitasi, baik itu dari asramanya maupun ruang belajar, dan fasilitas penunjang untuk dalam kegiatan sekolah rakyat ini," ujar PPK Pelaksanaan Prasarana Strategis I Jawa Barat Kementerian Pekerjaan Umum (PU), Subandi, Senin (3/11).

Subandi menjelaskan bahwa Kementerian PU membangun SRT menggunakan gedung assisting dari yang sebelumnya digunakan oleh Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI).

"Jadi ruang kelasnya, dapurnya maupun asramanya memang sebenarnya sudah ada di lingkungan KONI sendiri. Hanya memang untuk kelas dan dapur itu kita ubah alih fungsi,karena sebelumnya itu bukan berfungsi sebagai ruang kelas. Jadi kita lakukan rehabilitasi terhadap dua gedung tersebut," sebut Subandi.

Tampung 150 Siswa SMP hingga SMA

Plh atau Wakasek SRMA Fikri Ramdani Firdaus, menyampaikan bahwa SRT ini menampung sebanyak 150 orang siswa yang terbagi menjadi dua jenjang pendidikan, yakni Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA).

"Untuk rombongan belajar (Rombel) di kita itu ada 6 rombel yang terbagi ke dalam 2 jenjang. Masinh-masing jenjang itu memiliki 3 rombel atau 3 kelas ada SMP dan SMA," kata Fikri.

Fikri menjelaskan, seluruh siswa maupun siswi yang masuk ke dalam SRT 16 berasal dari Kabupaten Bandung dan rata-rata berasal dari keluarga yang tidak mampu.

"Dari desilnya kita sesuai dengan peraturan, bahwa desilnya itu desil 1 dan desil 2. Dan memang dari beberapa siswa kita juga sudah melakukan home visit, ke beberapa siswa-siswi untuk melihat keadaan keluarganya di lapangan. Karena bagi kita, guru-guru baru, jadi tertarik mengetahui bagaimana pola pendidikan dan lingkungan yang memengaruhi proses belajar mereka selama di sini," bebernya.

Di sisi lain, Rifki menyampaikan bahwa kunjungan orang tua siswa/siswi telah terjadwal dalam satu bulan sekali. Terkait dengan ongkos transport orang tua, hal itu juga telah dicover oleh Jaminan Sosial (Jamsos).

"Jadi satu bulan sekali, di hari Sabtu atau Minggu, orang tua dapat mengunjungi siswa-siswinya. Untuk transport orang tua, itu ada di Jamsos, jadi kalau sesuai jadwal yang ditentukan, akan dibiayai atau ditransportasikan oleh jaminan sosial.

Namun kalau ingin datang di luar jadwal, itu ditanggung sendiri. Karena kita sudah membuat jadwal kunjungan khusus bagi orang tua yang mau mengunjungi anaknya ke sini," cetus dia.

Terkait uang saku, Rifki menyebut bahwa selama dua bulan belakangan, siswa/siswi diberikan uang saku senilai Rp150.000 untuk satu bulan. Namun untuk bulan ini, Rifki mengatakan bahwa belum mendapatkan informasi dari Jamsos terkait uang saku bagi para siswa/siswi. (E-3)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |