
HARI ini, 25 September 2025, masyarakat global memperingati Hari Paru Sedunia (World Lung Day). Tampaknya, seiring dengan maraknya penggunaan rokok elektrik dan semakin parahnya polusi udara, banyak orang kian memperhatikan masalah kesehatan terkait dengan paru.
Dengan diprakarsai Forum of International Respiratory Societies (FIRS), Hari Paru Sedunia diadakan guna menyoroti pentingnya peran paru yang sehat bagi peningkatan kesejahteraan manusia dan mendorong aksi nyata berkenaan dengan isu-isu utama terkait dengan pemyakit paru seperti polusi udara, rokok, dan akses terhadap layanan kesehatan.
Tahun ini, Hari Paru Sedunia 2025 mengusung tema Healthy lungs, healthy life atau Paru sehat untuk hidup sehat. Itu sekaligus bertujuan meningkatkan kesadaran tentang perlunya merawat paru.
PARU SEBAGAI ORGAN VITAL
Perlu diketahui bahwa paru merupakan organ tubuh manusia yang vital dalam hal respirasi, yaitu masuknya oksigen ke paru untuk proses metabolisme dan pengeluaran karbon dioksida dari paru sebagai hasil metabolisme. Jadi, jika paru kita sakit, tubuh pun akan kekurangan oksigen sebagai sumber energi.
Data global menunjukkan ada lima penyakit paru teratas, yaitu penyakit paru obstruksi kronis (PPOK), kanker paru, pneumonia, tuberkulosis (Tb), dan asma. Pada 2021, PPOK ialah penyebab kematian tertinggi keempat di dunia berdasarkan data WHO dengan 3,5 juta kematian.
Kemudian, data Global Cancer Observatory (Globocan) melaporkan kanker paru ialah penyakit kanker tertinggi di dunia pada 2022 dengan 2,5 juta kasus baru dan 1,8 juta kematian. Di Indonesia sendiri, jumlah penderita penyakit paru Tb menduduki peringkat kedua tertinggi di dunia (10%) setelah India (26%).
ENAM LANGKAH
Mengingat betapa berbahayanya penyakit paru, apa yang bisa kita lakukan untuk mendapatkan paru sehat? Ada enam rekomendasi FIRS untuk itu.
Pertama, menghirup udara bersih. Polusi udara menyebabkan 6,5 juta kematian per tahun di seluruh dunia. Di Indonesia, polusi udara merupakan faktor risiko kematian tertinggi kelima setelah hipertensi, gula darah tinggi, merokok, dan obesitas. Setiap tahun, lebih dari 123 ribu kematian di Indonesia berhubungan dengan polusi udara. Polusi udara terbukti meningkatkan risiko kanker paru, asma, PPOK, dan infeksi pernapasan. Oleh karena itu, udara bersih dari polusi menjadi hal yang wajib.
Kedua, bebaskan diri dari asap rokok. WHO menyatakan semua produk tembakau baik rokok konvensional maupun produk tembakau yang tidak dibakar seperti rokok elektronik (vape), produk HNB (heat not burn), dan lainnya berbahaya bagi kesehatan. Indonesia kini menempati posisi kelima di dunia dalam persentase perokok, yaitu 38,7%, dengan jumlah perokok aktif mencapai sekitar 70 juta orang (SKDI 2023).
Asap rokok, yang mengandung lebih dari 7.000 senyawa kimia dengan 70 karsinogen (penyebab kanker) merupakan faktor risiko beragam penyakit paru dan berkontribusi terhadap 85% kasus kanker paru di dunia.
Tidak hanya kanker paru, merokok merupakan penyebab utama PPOK dan meningkatkan kerentanan individu terhadap infeksi di saluran napas dan paru.
Tidak terbatas pada rokok konvensional, rokok elektronik (vape) juga membahayakan kesehatan. Rokok elektronik terbukti mengandung nikotin, bahan karsinogen (penyebab kanker), dan bahan berbahaya lain yang menginduksi peradangan.
Ketiga, bergerak aktif sehari-hari. Ketika seseorang menjalani gaya hidup yang aktif, jantung dan paru bekerja lebih berat untuk menyuplai oksigen tambahan guna memenuhi kebutuhan otot. Seiring dengan kebugaran semakin baik, tubuh menjadi lebih efisien dalam mengantarkan oksigen ke dalam darah dan otot yang bekerja.
American Lung Association merekomendasikan individu dewasa untuk aktivitas fisis-sedang setidaknya 30 menit sebanyak lima kali seminggu. Beberapa contoh aktivitas fisis-sedang yang dapat dilakukan ialah jalan cepat, bersepeda, berkebun, dan membersihkan rumah. Aktivitas fisis-sedang hingga berat dapat menurunkan risiko kematian akibat penyakit infeksi sebesar 36%-40%.
Keempat, melakukan vaksinasi. Vaksin dapat menurunkan penyebaran penyakit infeksi, terutama penyakit pernapasan yang mudah menular. Untuk masyarakat Indonesia, Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) merekomendasikan empat vaksin dewasa untuk penyakit pernapasan, yaitu vaksin covid-19, pneumokokus (PCV20), respiratory syncytial virus (RSV), dan vaksin influenza.
Kelima, mengantisipasi perubahan iklim. Laju pemanasan global diketahui telah meningkat selama 50 tahun terakhir. Dampak perubahan iklim pada lingkungan meliputi cuaca ekstrem seperti gelombang panas, banjir, badai, kekeringan dan kebakaran hutan. Peningkatan suhu akan memengaruhi kualitas udara dan meningkatkan berbagai oksida reaktif yang memperburuk kesehatan paru.
Berbagai modifikasi gaya hidup dapat memitigasi polusi udara dan perubahan iklim, serta mengurangi timbulnya penyakit pernapasan secara tidak langsung. Contoh tindakan sederhana ialah mengurangi transportasi bermotor individu, meningkatkan penggunaan material yang dapat didaur ulang, serta menjaga ventilasi dan filtrasi udara dalam ruangan.
Keenam, makan bergizi. Menurut laporan State of Food Security and Nutrition, pada 2020 terdapat 811 juta orang di seluruh dunia mengalami malagizi atau kurang gizi. Terkait dengan penyakit paru, tuberkulosis (Tb) dan malagizi ternyata berhubungan: malagizi dapat meningkatkan risiko Tb dan Tb berperan dalam terjadinya malagizi.
Pada pasien Tb paru, malagizi diperkirakan memengaruhi lebih dari 50% individu dan terbukti berhubungan dengan peningkatan risiko kematian. Pola makan seimbang jadinya penting untuk mendukung fungsi paru dan memperkuat sistem kekebalan tubuh. Itulah pola makan yang mampu menyediakan makronutrien penting seperti protein dan serat; mikronutrien termasuk vitamin; dan mineral seperti zinc, dan zat besi.
MOMENTUM
Akhir kata, Hari Paru Sedunia 2025 menjadi pengingat bahwa menjaga paru bukan hanya tugas tenaga kesehatan, melainkan tanggung jawab kita semua. Enam rekomendasi di atas ialah langkah nyata yang bisa kita lakukan untuk menciptakan paru sehat. Dengan paru sehat, hidup akan berpotensi lebih sehat, produktif, dan berkualitas.
Mari kita jadikan Hari Paru Sedunia ini sebagai momentum untuk bersama-sama melindungi paru kita demi masa depan yang lebih sehat bagi diri sendiri, keluarga, dan bangsa.