Ilustrasi.(Freepik)
MATERI pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) & Budi Pekerti diajarkan kepada para siswa kelas X sekolah menengah atas (SMA)/MA. Ada 10 bab yang akan dipelajari siswa kelas 10.
Apa saja yang akan kita pelajari dalam PAI kelas 10? Berikut rangkumannya.
Bab 1: Meraih Kesuksesan dengan Kompetisi dalam Kebaikan dan Etos Kerja
Setiap manusia mendambakan kesuksesan. Namun dalam Islam, sukses tidak hanya diukur dari nilai akademik, jabatan, atau harta benda.
Sukses sejati adalah kebahagiaan dunia dan akhirat, yakni memperoleh rida Allah SWT dan masuk surga. Dunia hanya persinggahan sementara, sementara akhirat adalah tujuan abadi.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an Surat al-Baqarah/2:148 dan Al-Qur'an Surat al-Maidah/5:48 agar manusia fastabiqul khairat atau berlomba-lomba dalam kebaikan. Hidup ini seperti kompetisi.
Bedanya, kompetisi dalam Islam bukan untuk menjatuhkan orang lain, melainkan saling memotivasi agar lebih rajin beramal. Contohnya: siswa berlomba menjaga kebersihan kelas, bersaing sehat dalam prestasi belajar, aktif dalam kegiatan sosial, dan disiplin melaksanakan ibadah.
Rasulullah SAW menegaskan pentingnya bersegera melakukan amal saleh. Jangan menunda, sebab hidup penuh ujian dan godaan.
Hari ini bisa jadi beriman, esok mungkin lalai. Maka gunakan waktu dengan sebaik-baiknya.
Agar konsisten dalam kebaikan, diperkenalkan prinsip M6:
1. Mengawali dengan doa dan basmalah.
2. Melakukan dengan semangat.
3. Menjaga konsistensi (istikamah).
4. Mempelajari ilmu yang relevan.
5. Membiasakan kerja sama.
6. Meniru dan memodifikasi kebaikan orang lain.
Baca juga: Rangkuman Pendidikan Agama Islam Kelas 7 Ada 10 Bab
Selain itu, Islam menekankan pentingnya etos kerja. Al-Qur'an Surat at-Taubah/9:105 menegaskan, "Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu juga Rasul dan orang-orang beriman." Ayat ini mengingatkan bahwa setiap usaha manusia berada dalam pengawasan Allah.
Etos kerja Rasulullah SAW patut diteladani. Sejak muda beliau menggembala kambing, berdagang, hingga menjadi pemimpin umat. Beliau mengajarkan lebih baik bekerja keras meskipun hasilnya sedikit, daripada meminta-minta pada orang lain.
Sahabat juga mencontohkan hal sama. Abu Bakar berdagang, Umar bekerja keras, Utsman sukses dalam usaha, tetapi tetap rendah hati dan dermawan.
Baca juga: Rangkuman Pendidikan Agama Islam Kelas 2 SD Semester 1
Tujuan bekerja keras dalam Islam antara lain:
1. Meraih rida Allah SWT.
2. Menghindari kemalasan dan perbuatan sia-sia.
3. Memberi manfaat sosial, misalnya dengan sedekah.
4. Menafkahi keluarga dan hidup mandiri.
• Sukses sejati: bahagia dunia dan akhirat.
• Fastabiqul khairat: berlomba dalam kebaikan.
• Etos kerja: semangat kerja keras, disiplin, tanggung jawab.
• Rasulullah SAW teladan etos kerja.
• Siswa dapat meneladani dengan belajar tekun, disiplin, kerja sama, dan membantu sesama.
Baca juga: Rangkuman Materi PAI Kelas 1 SD Semester 1
Bab 2: Memahami Hakikat dan Mewujudkan Ketauhidan dengan Syu'abul Iman
Iman adalah pondasi hidup seorang muslim. Iman berarti percaya sepenuh hati, diucapkan dengan lisan, dan dibuktikan dengan amal perbuatan. Iman tidak cukup hanya diyakini, tetapi harus diwujudkan dalam perilaku sehari-hari.
Ketauhidan berarti meyakini bahwa hanya Allah SWT yang berhak disembah. Tauhid menjadi inti dari semua ajaran Islam. Tanpa tauhid, amal sebesar apa pun tidak bernilai. Karena itu, iman dan tauhid harus ditumbuhkan, dipelihara, dan diwujudkan dalam kehidupan.
Ulama menyebut ada banyak cabang iman yang dikenal dengan syu'abul iman. Dalam hadis sahih riwayat Muslim, Rasulullah SAW menyebut iman itu memiliki lebih dari 70 cabang.
Iman paling tinggi adalah ucapan laa ilaaha illallah, sedangkan yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan. Malu juga bagian dari iman.
Baca juga: Rangkuman Pendidikan Agama Islam Kelas 3 SD Semester 1
Contoh cabang iman dalam kehidupan siswa SMA:
• Mengucapkan syahadat dengan penuh keyakinan.
• Melaksanakan salat dengan disiplin.
• Menjaga kebersihan lingkungan sekolah.
• Bersikap jujur dalam ujian dan tugas.
• Menolong teman yang kesulitan.
• Menjaga lisan dari kata-kata kasar.
Baca juga: Rangkuman PAI Kelas 4 SD Semester 1
Semua itu menunjukkan bahwa iman bukan hanya urusan ibadah mahdhah (hubungan dengan Allah), tetapi juga ibadah sosial (hubungan dengan manusia dan lingkungan).
Cara mewujudkan iman dan tauhid antara lain:
1. Menambah ilmu tentang akidah dan syariat.
2. Melaksanakan ibadah dengan khusyuk.
3. Menjaga diri dari syirik, riya, dan perbuatan tercela.
4. Membiasakan amal saleh meskipun kecil.
5. Menjaga akhlak mulia dalam pergaulan.
Baca juga: Rangkuman PAI Kelas 5 SD Semester 1
Dengan iman yang kuat, seorang muslim akan terhindar dari perbuatan sia-sia. Iman juga menjadi sumber kekuatan untuk menghadapi ujian hidup.
Rangkuman:
• Iman: diyakini hati, diucapkan lisan, diamalkan perbuatan.
• Tauhid: hanya Allah yang berhak disembah.
• Iman memiliki cabang-cabang (syu'abul iman).
• Contoh cabang iman: jujur, disiplin, menjaga kebersihan, menolong sesama.
• Iman harus diwujudkan dalam amal nyata, bukan hanya keyakinan.
Baca juga: Rangkuman PAI Kelas 6 SD Semester 1
Bab 3: Menjalani Hidup Penuh Manfaat dengan Menghindari Berfoya-foya, Riya, Sum'ah, Takabbur, dan Hasad
Hidup seorang muslim harus penuh manfaat. Rasulullah SAW bersabda, "Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain." (HR Ahmad).
Artinya, setiap perilaku kita hendaknya membawa kebaikan, bukan kerugian. Untuk itu, ada sejumlah penyakit hati yang harus dijauhi, yaitu berfoya-foya, riya', sum'ah, takabur, dan hasad.
1. Berfoya-foya (Israf).
Israf berarti berlebih-lebihan dalam menggunakan sesuatu. Allah berfirman dalam Al-Qur'an Surat al-A'raf/7:31, "Makan dan minumlah, tetapi jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan."
Contoh di kalangan remaja yaitu boros kuota internet, membeli barang tak perlu, atau jajan berlebihan.
2. Riya'.
Riya' berarti beramal dengan tujuan pamer. Allah berfirman dalam Al-Qur'an Surat al-Ma'un/107:6, "Celakalah orang-orang yang salat, yaitu orang-orang yang berbuat riya'."
Riya membuat amal kehilangan nilai ikhlas. Misalnya, rajin salat hanya supaya dipuji teman.
3. Sum'ah.
Sum'ah berarti beramal supaya terdengar oleh orang lain. Sum'ah mirip riya.
Bedanya, riya' menonjolkan amal secara visual, sum'ah menonjolkan lewat ucapan. Misalnya, bercerita bahwa ia sering sedekah, padahal niatnya hanya ingin orang tahu.
4. Takabur.
Takabur berarti sombong. Rasulullah SAW bersabda, "Tidak akan masuk surga orang yang dalam hatinya ada kesombongan seberat biji sawi." (HR Muslim). Contoh: meremehkan teman karena nilai atau harta.
5. Hasad.
Hasad berarti iri hati, yakni tidak suka melihat orang lain mendapat nikmat. Rasulullah SAW bersabda, "Hati-hatilah terhadap hasad, karena hasad dapat memakan kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar." (HR Abu Dawud).
Menghindari lima penyakit ini membuat hidup lebih bermanfaat. Lawan dari israf adalah qana'ah (sederhana).
Lawan riya' dan sum'ah adalah ikhlas. Lawan takabbur adalah tawadhu’. Lawan hasad adalah qana'ah dan saling mendoakan.
Rangkuman:
• Hidup bermanfaat = hidup yang diisi amal baik.
• Penyakit hati yang merusak: berfoya-foya, riya', sum'ah, takabbur, dan hasad.
• Semua harus dihindari agar amal tidak sia-sia.
• Lawannya adalah sederhana, ikhlas, rendah hati, dan qana'ah.
Bab 4: Asuransi, Bank, Koperasi Syariah untuk Perekonomian Umat dan Bisnis yang Maslahah
Islam tidak hanya mengatur ibadah, tetapi juga ekonomi. Tujuannya agar umat memiliki sistem keuangan yang adil, maslahah, dan jauh dari riba. Tiga lembaga penting dalam ekonomi syariah adalah: asuransi, bank syariah, dan koperasi syariah.
1. Asuransi Syariah (Takaful).
Asuransi syariah adalah usaha saling melindungi dan tolong-menolong di antara peserta melalui dana tabarru'. Peserta menyumbangkan sebagian kontribusi untuk menolong peserta lain yang mengalami musibah. Hal ini sesuai prinsip ta’awun (tolong-menolong).
2. Bank Syariah.
Bank syariah berbeda dengan bank konvensional karena tidak memakai bunga (riba), tetapi prinsip bagi hasil (mudharabah), jual beli (murabahah), sewa (ijarah), dan lain-lain. Allah berfirman dalam Al-Qur'an Surat al-Baqarah/2:275 bahwa Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.
3. Koperasi Syariah.
Koperasi syariah didirikan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota dengan prinsip syariah. Modal berasal dari anggota, keuntungan dibagi adil, dan semua kegiatan harus halal.
Ketiga lembaga ini membantu umat Islam menjalani ekonomi modern tanpa meninggalkan aturan agama. Dengan ekonomi syariah, umat terhindar dari praktik riba, gharar (ketidakjelasan), dan maysir (judi).
Rangkuman:
• Ekonomi syariah menjaga keadilan dan kemaslahatan.
• Asuransi syariah = tolong-menolong.
• Bank syariah = bebas riba, pakai bagi hasil.
• Koperasi syariah = kesejahteraan bersama sesuai syariah.
Bab 5: Meneladani Peran Ulama Penyebar Ajaran Islam di Indonesia
Islam di Indonesia tidak datang dengan kekerasan, melainkan lewat dakwah damai. Ulama berperan penting dalam penyebarannya, terutama melalui perdagangan, pendidikan, dan budaya.
Para ulama menggunakan pendekatan budaya lokal. Misalnya, Sunan Kalijaga memakai wayang dan gamelan untuk menyebarkan Islam di Jawa. Sunan Kudus menggunakan tradisi lokal agar masyarakat menerima ajaran Islam tanpa konflik.
Selain Wali Songo di Jawa, di daerah lain juga ada ulama besar. Di Sumatra, ada Syekh Burhanuddin di Ulakan. Di Kalimantan, ada Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari. Mereka semua berjuang menyebarkan Islam dengan sabar, hikmah, dan penuh kasih sayang.
Rangkuman:
• Ulama berperan penting dalam dakwah Islam di Indonesia.
• Dakwah dilakukan dengan damai, melalui budaya, perdagangan, dan pendidikan.
• Wali Songo di Jawa sangat berpengaruh.
• Ulama lokal di berbagai daerah juga berperan besar.
Bab 6: Menjauhi Pergaulan Bebas dan Perbuatan Zina untuk Melindungi Harkat dan Martabat Manusia
Pergaulan bebas adalah pergaulan tanpa batas yang melanggar norma agama dan moral. Dampaknya berbahaya, salah satunya zina.
Allah berfirman dalam Al-Qur'an Surat al-Isra'/17:32, "Janganlah kamu mendekati zina. Sesungguhnya zina itu perbuatan keji dan jalan yang buruk."
Zina merusak harkat dan martabat manusia. Dampaknya: rusaknya keluarga, hancurnya masa depan, tersebarnya penyakit menular, dan hilangnya keberkahan hidup.
Cara menjauhi pergaulan bebas:
1. Menjaga pandangan.
2. Membatasi pergaulan lawan jenis.
3. Memperbanyak ibadah.
4. Memilih teman yang baik.
5. Mengisi waktu dengan kegiatan positif.
Rangkuman:
• Pergaulan bebas = pergaulan tanpa batas.
• Dampaknya: rusak moral, zina, penyakit, hilang masa depan.
• Islam melarang mendekati zina.
• Menjauhi zina dengan menjaga diri dan memperbanyak ibadah.
Bab 7: Hakikat Mencintai Allah SWT, Khauf, Raja', dan Tawakkal kepada-Nya
Seorang muslim harus mencintai Allah di atas segalanya. Bentuk cinta kepada Allah: taat perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya, dan ridha dengan ketentuan-Nya.
Ada tiga sikap penting:
1. Khauf → takut kepada Allah, bukan takut yang membuat putus asa, tapi takut yang mencegah dari dosa.
2. Raja' → harap kepada rahmat Allah, sehingga rajin beribadah.
3. Tawakkal → berserah diri kepada Allah setelah berusaha maksimal.
Contoh penerapan: belajar sungguh-sungguh (usaha), berdoa agar diberi kelancaran (raja'), tawakkal pada hasil, dan tetap takut bermaksiat (khauf).
Rangkuman:
• Cinta kepada Allah diwujudkan dengan ibadah dan taat.
• Khauf = takut pada azab Allah.
• Raja' = berharap rahmat Allah.
• Tawakkal = menyerahkan hasil kepada Allah setelah usaha.
Bab 8: Menghindari Akhlak Madzmumah dan Membiasakan Akhlak Mahmudah Agar Hidup Nyaman dan Berkah
Akhlak madzmumah = akhlak tercela, misalnya bohong, malas, sombong, iri, dengki, khianat.
Akhlak mahmudah = akhlak terpuji, misalnya jujur, disiplin, tawadhu', sabar, syukur, amanah.
Rasulullah SAW diutus untuk menyempurnakan akhlak mulia. Akhlak adalah cerminan iman.
Siswa yang membiasakan akhlak mahmudah akan disenangi teman, guru, dan masyarakat. Hidupnya lebih berkah dan tenang.
Rangkuman:
• Akhlak madzmumah harus dihindari.
• Akhlak mahmudah harus dibiasakan.
• Akhlak mulia membuat hidup nyaman dan berkah.
Bab 9: Menerapkan al-Kulliyatu al-Khamsah dalam Kehidupan Sehari-hari
Al-Kulliyatu al-Khamsah = lima prinsip pokok syariat Islam:
1. Menjaga agama (hifzh ad-din).
2. Menjaga jiwa (hifzh an-nafs).
3. Menjaga akal (hifzh al-‘aql).
4. Menjaga keturunan (hifzh an-nasl).
5. Menjaga harta (hifzh al-mal).
Contoh penerapan di SMA:
• Menjaga agama → salat berjamaah.
• Menjaga jiwa → hidup sehat, tidak tawuran.
• Menjaga akal → belajar rajin, jauhi narkoba.
• Menjaga keturunan → menjauhi zina.
• Menjaga harta → hemat, tidak korupsi.
Rangkuman:
• Al-Kulliyatu al-Khamsah = lima tujuan utama syariat.
• Semua harus diterapkan agar hidup terjaga dan diridai Allah.
Bab 10: Peran Tokoh Ulama dalam Penyebaran Islam di Indonesia
Bab ini menyoroti metode dakwah Wali Songo di Tanah Jawa. Wali Songo berperan besar dalam penyebaran Islam di Jawa.
Mereka menggunakan metode dakwah yang damai, bijaksana, dan sesuai budaya lokal. Metode dakwah mereka:
• Sunan Kalijaga → seni wayang, gamelan, dan tembang.
• Sunan Kudus → toleransi dengan budaya setempat (tidak menyembelih sapi di Kudus).
• Sunan Giri → lagu-lagu dolanan anak.
• Sunan Bonang → suluk dan musik gamelan.
Selain Wali Songo, ulama di berbagai daerah juga berperan, seperti Syekh Yusuf al-Makassari di Sulawesi, Syekh Abdurrauf as-Singkili di Aceh, dll.
Rangkuman:
• Islam di Indonesia disebarkan dengan damai.
• Wali Songo memakai budaya lokal untuk dakwah.
• Ulama daerah lain juga berjasa besar. (I-2)


















































