Pustral UGM: Elektrifikasi Dua Bandara dan Pelabuhan Untung Rp100 Miliar Lebih per Tahun

1 month ago 28
 Elektrifikasi Dua Bandara dan Pelabuhan Untung Rp100 Miliar Lebih per Tahun Ketua Tim Kajian dan Tim Ahli Pustral UGM, Dewanti, memaparkan hasil kajian elektrifikasi bandara dna pelabuhan, di Jakarta, Selasa (30/9/2025).(MI/WINDY INDRIANTARI )

LANGKAH elektrifikasi operasional bandara dan pelabuhan, khususnya kendaraan, meningkatkan efisiensi energi lebih dari 70 persen. Nilai penghematan hingga dampak ekonomi dan sosialnya dapat mencapai ratusan miliar rupiah per tahun.

Kajian Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) Universitas Gadjah Mada (UGM) mengungkapkan potensi elektrifikasi di Bandara Soekarno Hatta dan Bandara Ngurah Rai. Peralihan dari BBM ke listrik pada peralatan pendukung operasional bandara berpotensi menurunkan emisi dan meningkatkan efisiensi energi hingga 71,8 persen.

Ketua Tim Kajian dan Tim Ahli Pustral UGM, Dewanti, mengungkapkan efisiensi tersebut mencakup bus apron, traktor bagasi, dan traktor kargo yang berada dalam kendali pengelola bandara. 

“Sebanyak 28% (dari total emisi operasional bandara) adalah emisi yang bisa dikontrol pihak bandara,” ujar Dewanti saat memaparkan hasil kajian, di Jakarta, Selasa (30/9/2025).

Untuk penghematan penggunaan BBM saja, bandara dapat memangkas biaya sedikitnya Rp15 miliar per tahun. Belum ditambah dampak ekonomi dan sosial. 

Kajian Pustral juga mengungkap efisiensi di pelabuhan, berdasarkan pengamatan di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.

“Untuk pelabuhan kami tidak rinci. Sudah dilakukan elektrifikasi yang menurunkan emisi 48.955 ton setara 54.944 kwh, tapi masih sebatas peralatan, belum ev (electric vehicle/kendaraan listrik),” tutur Dewanti.

Bila elektrifikasi dilanjutkan hingga ke kendaraan, tingkat efisiensi energi di pelabuhan sedikit lebih tinggi ketimbang bandara, yakni sebesar 78,5 persen.

“Potensi manfaat ekonominya, dari nilai karbon, kesehatan, dan biaya sosial mencapai Rp96 miliar per tahun,” ujar Dewanti.

Diakui Dewanti, transisi ke elektrifikasi memerlukan biaya yang cukup mahal. Tim kajian menaksir diperlukan biaya Rp460,09 miliar untuk Bandara Soekarno Hatta dan Rp196,46 miliar untuk Bandara Ngurah Rai.

Walau begitu, manfaat di masa depan sangat besar dan sejalan dengan target nett zero emission (NZE) pada 2060. Tahapan elektrifikasi di seluruh bandara dan pelabuhan Indonesia diharapkan sudah mencapai 60% pada 2040.

Di kesempatan yang sama, Kepala Pustral UGM Ikaputra menegaskan dekarbonisasi sudah sangat mendesak. Elektrifikasi menjadi keniscayaan untuk  mengurangi emisi karbon.

“Peristiwa di Bali, tenggelam satu lantai pasar,” ujar Ikaputra.

Ikaputra mengatakan kajian Pustral UGM mengenai elektrifikasi bandara dan pelabuhan bukan sekadar menunaikan tugas akademis, melaai kan juga tanggung jawab moral menjaga bumi. (Ndy/X-5)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |