
Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, M. Jamiluddin Ritonga, menilai reshuffle kabinet Presiden Prabowo Subianto belum sepenuhnya menjawab harapan masyarakat. Perombakan ini justru menyisakan keraguan, terutama pada posisi strategis Menteri Keuangan.
“Reshuffle kabinet Prabowo Subianto tampaknya tidak membuat pemerintah semakin kuat. Pengganti menteri, khususnya menteri keuangan, kapasitasnya tidak setara dengan Sri Mulyani,” ujar Jamiluddin dalam keterangannya, Senin (8/9).
Menurutnya, penunjukan Purbaya Yudhi Sadewa sebagai Menteri Keuangan berpotensi memicu kegelisahan pasar.
“Purbaya bukan sosok yang dikenal di bidang keuangan baik di dalam negeri, apalagi di luar negeri. Karena itu ada kekhawatiran pasar dalam negeri bergejolak, dan pelaku pasar sulit mempercayai kapasitasnya,” tegasnya.
Lebih jauh, Jamiluddin menyoroti persepsi publik bahwa Purbaya adalah orang dekat Menteri Koordinator Marves, Luhut Binsar Pandjaitan. “Bagi kebanyakan orang, orang dekat Luhut dianggap kroninya Joko Widodo. Maka sebagian masyarakat yang anti Jokowi akan sulit menerima Purbaya,” katanya.
Ia juga menambahkan, minimnya rekam jejak internasional membuat dunia luar meragukan kapasitas Purbaya. Hal itu bisa berimplikasi pada menurunnya kepercayaan global terhadap Indonesia, termasuk dalam hal pemberian pinjaman.
Meski demikian, Jamiluddin menilai ada sisi positif dari reshuffle ini. Penunjukan Ferry Juliantoro sebagai Menteri Koperasi dan UKM dinilai tepat karena menggantikan Budi Arie, sosok yang memang banyak didorong publik untuk diganti.
“Ferry kemungkinan besar mendapat respon positif,” ucapnya.
Namun, pada pos lain, reshuffle dinilai kurang meyakinkan. Penggantian Abdul Kadir Karding dengan Mukhtarudin di Kementerian Perlindungan Pekerja Migran, menurut Jamiluddin, rawan menimbulkan keraguan publik.
“Mukhtarudin sosok yang sangat tidak dikenal dan tidak punya kapasitas di bidang pekerja migran. Jadi masyarakat ragu kemampuannya,” jelasnya.
Untuk Kementerian Haji, Jamiluddin lebih optimistis. Ia menilai Menteri Haji Irfan Yusuf dan Wakil Menteri Dahnil Anwar Simanjuntak memiliki kapasitas serta legitimasi organisasi karena mewakili NU dan Muhammadiyah.
“Dua sosok ini berpeluang besar diterima masyarakat, sehingga reaksi negatif kemungkinan minimal,” katanya.
Secara keseluruhan, Jamiluddin menilai reshuffle kali ini lemah di posisi Menteri Keuangan. “Padahal Menteri Keuangan sangat strategis dan dapat berpengaruh pada sektor lainnya,” pungkasnya. (Far/P-1)